5 Tradisi Unik Bangka Belitung yang Sarat Makna dan Masih Lestari Hingga Kini

Jumat 13 Sep 2024 - 07:07 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Adi Candra

3. Beripat Beregong: Adu Ketangkasan dengan Rotan

Tradisi Beripat Beregong adalah permainan tradisional yang menguji ketangkasan dan kekuatan para pesertanya. Dalam tradisi ini, dua orang saling berhadapan dan memukul satu sama lain menggunakan rotan. 

Pemenangnya adalah peserta yang menerima paling sedikit pukulan. Beripat Beregong biasanya diadakan setiap tahun pada acara Marastaun, yang diawali dengan prosesi selamatan. 

Selain adu ketangkasan, tradisi ini juga diiringi oleh musik tradisional yang ditabuh di sebuah rumah tinggi yang dibangun khusus untuk acara tersebut.

BACA JUGA:9 Fakta Mengejutkan tentang Bangka Belitung yang Akan Mengubah Pandanganmu, Pernah Jadi Ibukota RI

BACA JUGA:WOW...!Penambang Timah Ilegal di Bangka Belitung Bisa Menghasilkan Rp500 Juta per Bulan

4. Cheng Beng: Sembahyang Kubur yang Sakral

Cheng Beng, atau sembahyang kubur, merupakan tradisi Tionghoa yang banyak dilakukan oleh masyarakat Bangka Belitung, khususnya di Kota Pangkal Pinang. 

Setiap tanggal 5 April, keturunan Tionghoa berziarah ke makam leluhur mereka. Mereka membawa sesajen berupa makanan tradisional seperti Dam Kuo, Sam-sang, dan Chai Coi, serta uang kertas palsu yang disebut kim chin. Prosesi ini bertujuan untuk menghormati leluhur dan mendoakan kesejahteraan keluarga. 

Tradisi Cheng Beng juga menjadi momen berkumpulnya keluarga besar dan mempererat hubungan antaranggota keluarga.

5. Nirok Nanggok: Tradisi Menangkap Ikan di Musim Kemarau

Nirok Nanggok adalah tradisi menangkap ikan air tawar yang dilakukan di rawa-rawa dan sungai, khususnya saat musim kemarau tiba. 

Tradisi ini dilakukan secara berkelompok atau perorangan, di bawah bimbingan seorang pemimpin yang dipercaya. Pelaksanaannya biasa dimulai pada bulan Agustus hingga September, terutama di kawasan Desa Kembiri, Belantu, dan wilayah selatan Pulau Belitung. 

Nirok Nanggok bukan hanya ajang menangkap ikan, tetapi juga simbol rasa syukur atas hasil alam yang melimpah. Tradisi ini memperkuat rasa kebersamaan di antara masyarakat yang ikut serta.

BACA JUGA:Media Amerika Serikat Labeli Timnas Indonesia Raksasa Asia yang Sedang Bangun Dari Tidurnya

BACA JUGA:Timnas Indonesia Butuh 15 Poin untuk Lolos Langsung ke Piala Dunia 2026

Kategori :