REL, Florida - Inter Miami CF telah menjadi tim terbaik di Major League Soccer (MLS) musim ini, namun mereka juga memegang beberapa rekor yang tidak diinginkan.
Klub Florida tersebut memiliki catatan disiplin terburuk di antara semua tim liga tahun ini. Tomas Aviles telah menerima kartu merah dua kali musim ini, sementara David Ruiz dan Sergio Busquets juga pernah diusir dari lapangan.
Dengan Aviles menjadi pemain dengan kartu kuning terbanyak di MLS, tidak mengherankan mengapa Tata Martino secara terbuka telah meminta bek tersebut untuk fokus memperbaiki permainannya.
Bek Inter Miami berusia 20 tahun ini kini telah berbicara tentang rekor buruknya di MLS musim ini.
BACA JUGA:Liverpool Siap Hadapi Rangkaian Laga
BACA JUGA:Perkuat Sinergitas, Kalapas Empat Lawang Kunjungi BNN
Aviles mengakui gaya permainannya yang "intens dan agresif"
Dalam konferensi pers, pemain muda internasional Argentina tersebut berbagi bahwa bermain "lebih intens dan agresif" adalah sifatnya karena latar belakangnya yang Latin. Aviles benar-benar hidup sesuai dengan stereotip tersebut.
Meskipun gaya bertahan Aviles dapat membuat rekan setim dan pelatihnya frustrasi, bek tengah ini masih merupakan salah satu pemain termuda di skuad Inter Miami. Aviles masih belajar beberapa aspek permainannya sambil berusaha untuk dewasa.
Aviles tampaknya menyadari bahwa ia perlu meningkatkan permainannya. Ia adalah salah satu prospek paling menarik di MLS dan seorang bek yang dapat mencapai jauh dalam sepak bola jika ia belajar untuk mengendalikan sisi agresifnya dalam pertandingan-pertandingan penting.
Bek tersebut mengatakan, "Ini adalah sesuatu yang harus diatasi oleh setiap pemain secara individu, tingkat agresivitas kami. Saya pikir kami pemain Amerika Latin sedikit lebih intens dan agresif, dan saya tidak berpikir orang terbiasa dengan itu dan kami tidak mendapatkan perlakuan istimewa."
Aviles masih bisa memperbaiki kariernya di Inter Miami
Aviles adalah talenta luar biasa yang ditandatangani oleh Inter Miami dengan alasan tertentu. Pemain muda ini bisa saja berakhir di Eropa seperti Diego Gomez yang akan pindah ke Brighton & Hove Albion di Premier League pada tahun 2025.
Dan belajar untuk mengendalikan dirinya bisa menjadi kunci bagi Aviles untuk berkembang sebagai pemain dan mengamankan langkah impian ke seberang Atlantik. Pemain asal Amerika Selatan ini memiliki potensi untuk benar-benar membuat namanya dikenal di masa depan.
Memang, Aviles memiliki pelatih dan skuad terbaik di sekitarnya untuk belajar cara mengatasi kualitasnya. Semakin cepat bek ini berkembang, semakin baik pula permainannya di dalam maupun di luar lapangan serta dalam hal disiplin. (*)