REL, Palembang - Wilayah Sumatera Selatan kini telah memasuki fase peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
Kepala Stasiun Meteorologi SMB II, Siswanto, menginformasikan bahwa peningkatan curah hujan telah mulai terlihat di berbagai daerah di provinsi ini.
"Curah hujan saat ini menunjukkan peningkatan, sehingga kami mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap kemungkinan terjadinya kejadian ekstrem dan bencana hidrometeorologis, terutama di bulan Oktober atau pada dasarian pertama," ungkapnya.
Berdasarkan data yang ada, curah hujan pada dasarian ketiga September 2024 di sebagian besar wilayah Sumatera Selatan masih terklasifikasi dalam kategori menengah, dengan curah hujan berkisar antara 51-150 mm.
BACA JUGA:Politisi PAN Darli SH, Resmi Dilantik Menjadi Ketua DPRD
BACA JUGA:Lakukan Kampanye Dialogis, Alpian Maskoni Dibanjiri Ucapan Terimakasih! Ada Apa?
Namun, ada beberapa daerah seperti Musi Rawas Utara, Musi Rawas, Lubuk Linggau, Empat Lawang, Lahat, Muara Enim, OKU, Ogan Ilir, OKU Selatan, dan OKI yang mencatat curah hujan rendah, yakni antara 0-50 mm.
Lebih lanjut, wilayah Musi Rawas, Musi Banyuasin, Banyuasin, Lahat, dan Pagar Alam mengalami curah hujan tinggi dengan angka mencapai 151-300 mm.
"Puncak curah hujan tertinggi tercatat di Pos Hujan Kikim Selatan, Kecamatan Kikim Selatan, Kabupaten Lahat, dengan total 239 mm," tambah Siswanto.
Untuk dasarian pertama Oktober 2024, sebagian besar wilayah Sumatera Selatan memiliki peluang lebih dari 50% untuk mengalami curah hujan menengah (50-150 mm).
Namun, beberapa daerah, seperti OKI, OKU Timur, dan beberapa wilayah lainnya, diprediksi memiliki peluang di atas 60% untuk mengalami curah hujan rendah (<50 mm).
Siswanto juga menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat selama masa peralihan ini.
"Masyarakat diharapkan tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya kejadian ekstrem dan bijak dalam penggunaan air, serta selalu menjaga sanitasi lingkungan," pungkasnya. (*)