Gaza Rock

Senin 08 Jan 2024 - 22:33 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Mael

Begitulah. Tanah disediakan di Gaza utara. Sekitar 3 km dari perbatasan utara dengan Israel. Luasnya 1,6 hektare. Sangat besar. Maka MER-C pun harus membangun RS dengan ukuran besar pula: bangunannya 9.000 m2.

BACA JUGA:Polsek Pendopo Tangkap Pelaku Pencurian Mesin Chainsaw

Mulailah dibuatkan desain. Ada alumni arsitektur ITS Surabaya yang jadi relawan. Ir Rizal Syarifuddin. Ide Rizal bagus sekali. Rumah sakit itu ia bentuk segi enam. Seperti bangunan Dome of Rock di kompleks Masjid Al Aqsha. Sekilas juga tampak seperti bangunan kementerian pertahanan Amerika Serikat, Pentagon. Bedanya, Anda sudah tahu, Pentagon bersegi delapan.

Sampai tahap ini MER-C belum punya uang. Maka pengurus melakukan road show ke media-media di Jakarta: Republika, Rakyat Merdeka, dan stasiun televisi. Sambutan dari media: dingin. Tidak jadi berita keesokan harinya.

Cara lain pun mulai dijajaki: lewat masjid-masjid. "Saya sendiri sampai minta untuk bisa khotbah salat Jumat di Plaza Indonesia," ujar dokter Ben. "Padahal saya jarang sekali khotbah" tambahnya. "Mungkin itu khotbah ketiga saya," katanya.

Mulailah dapat uang sedikit-sedikit. Lalu MER-C berani mengadakan tender konstruksi. Baru kerangkanya saja. Untuk M&E, finishing, dan peralatannya belum dipikirkan. 

BACA JUGA:Belum Diketahui Motifnya, Warga Sumber Harta Ditembak OTD

Sistem pengerjaannya: kontraktor membangun kerangka dulu. Kalau sudah mencapai sekian persen baru dilakukan pembayaran. Kontraktor pun ditunjuk. Orang Gaza. Belum ada uang.

Di mana ada kemauan di situ ada jalan. Kontraktor mengerjakan proyek, MER-C mencari uang. Tidak mudah. Apalagi MER-C tidak mau mendapatkan dana dari pihak yang simpati kepada Israel. Dokter Ben menyebutkan beberapa perusahaan asing. Mereka ingin ikut menyumbang. Ditolak.

Tibalah saatnya kontraktor dari Gaza menagih pembayaran. Pekerjaan konstruksi sudah mencapai tahap yang harus dibayar. MER-C belum punya uang sebanyak tagihan. Kontraktor tidak mau tahu.

Pengurus MER-C pun panik. Dokter Ben sampai menghubungi seorang tokoh pengusaha nasional. Tokoh besar. Uangnya banyak. Dokter Ben sampaikan padanya ingin pinjam uang Rp 15 miliar. Akan dibayar kembali secara bertahap sesuai dengan sumbangan yang masuk. Jaminannya: rumah pribadi dan harta lainnya.

BACA JUGA:Tingkatkan Produktivitas Budidaya Perikanan

Waktu dokter Ben khotbah di Plaza Indonesia itu, rupanya ada orang penting yang juga lagi salat Jumat di situ. Si penting mendengarkan khotbah dokter Ben. Usai salat Jumat si penting menunggu dokter Ben. Memperkenalkan diri. Lalu mengajak dokter Ben naik ke gedung tinggi di situ. Ke kantornya. 

"Kalau caranya begini, tidak akan bisa dapat uang banyak," ujar si penting. 

Ternyata si penting adalah eksekutif puncak Plaza Indonesia saat itu.

Si penting pun lantas menelepon seseorang. Temannya. Bos di Metro TV. "Orang ini harus kamu bantu," ujar si penting di teleponnya.

Kategori :

Terkait

Rabu 27 Nov 2024 - 20:21 WIB

Mabuk Dhani

Senin 18 Nov 2024 - 21:18 WIB

Tafsir Iqra Oleh: Dahlan Iskan

Selasa 12 Nov 2024 - 22:03 WIB

Kawin Thinking

Senin 11 Nov 2024 - 20:59 WIB

Dangkal Dalam

Kamis 07 Nov 2024 - 20:50 WIB

Bismillah Karnaval