Rupiah Melonjak, Didukung Surplus Neraca Pembayaran RI

Sabtu 23 Nov 2024 - 07:30 WIB
Reporter : Edo
Editor : Edo

REL,BACAKORAN.CO – Kurs rupiah menunjukkan penguatan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (22/11/2024). Mata uang Garuda menguat 56 poin atau 0,35%, ditutup di level Rp 15.875 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.931. Penguatan ini didorong oleh surplus neraca pembayaran Indonesia (NPI) dan penurunan defisit transaksi berjalan (CAD).

Menurut Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, penurunan defisit transaksi berjalan dari 0,95% menjadi 0,60% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada triwulan III-2024 menjadi salah satu faktor kunci yang menahan tekanan depresi terhadapasi rupiah. “Faktor lain yang turut mendukung adalah peningkatan jumlah wisatawan asing serta penurunan defisit pendapatan primer,” ungkap Josua.

BACA JUGA:RI Blokir Aplikasi Temu, Masa Depan PDD Holdings Tersendat

BACA JUGA:Cara Nabung Agar Duit Cepat Kumpul, Terapkan 6 Tips Efektif Ala Orang Jepang!

Kinerja Neraca Pembayaran

Data yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan surplus neraca pembayaran sebesar US$ 5,9 miliar pada triwulan III-2024, membalikkan defisit US$ 0,6 miliar pada triwulan sebelumnya. Surplus ini mencerminkan kuatnya dukungan sektor eksternal terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.

Sementara itu, defisit neraca transaksi tercatat sebesar US$ 2,2 miliar (0,6% dari PDB), lebih rendah dibandingkan defisit triwulan II-2024 sebesar US$ 3,2 miliar (0,9% dari PDB). Penurunan ini menunjukkan perbaikan dalam kemandirian pembiayaan eksternal.

BACA JUGA:Luar Biasa! Tol 330 Km Palembang-Bengkulu Pangkas Waktu Perjalanan Jadi 4 Jam

BACA JUGA:Solok Selatan, 'Bukit Emas' yang Jadi Sasaran Ambisi Pemburu Harta dari Lokal dan Internasional

Dampak terhadap Pasar

Penguatan rupiah memberikan angin segar bagi perekonomian domestik, terutama sektor yang bergantung pada impor, seperti manufaktur dan bahan bakar. “Kestabilan ini juga memperbaiki sentimen investor terhadap pasar keuangan Indonesia,” tambah Josua.

Penguatan ini terjadi di tengah sentimen global yang masih dipengaruhi oleh kebijakan moneter ketat Federal Reserve dan potensi perlambatan perekonomian dunia. Namun, dengan kinerja neraca pembayaran yang solid, Indonesia diharapkan mampu menjaga stabilitas nilai tukarnya.

BACA JUGA:Expander Ludes Terbakar di Depan Citimall Baturaja

BACA JUGA:Tiga Pembunuh Sadis Dijatuhi Hukuman Maksimal

Proyeksi Ke Depan

Kategori :