RAKYATEMPATLAWANG – Chupacabra, makhluk mitologi yang namanya berasal dari bahasa Spanyol dan berarti "penghisap kambing," pertama kali dilaporkan di Puerto Riko pada tahun 1995.
Kisah ini bermula dari serangkaian insiden misterius di mana ternak ditemukan mati dengan luka tusukan aneh, diduga akibat penghisapan darah. Makhluk ini digambarkan memiliki tinggi 3-4 kaki, kulit bersisik, mata bercahaya, dan duri di punggungnya.
Legenda Chupacabra dengan cepat menyebar ke berbagai negara, terutama di kawasan Amerika Latin dan Amerika Serikat, khususnya Texas.
Dalam perkembangannya, makhluk ini sering kali dikaitkan dengan fenomena paranormal, teori alien, hingga eksperimen ilmiah rahasia.
Fenomena Urban Legend yang Mendunia
Chupacabra telah menjadi bagian dari urban legend yang terus menarik perhatian masyarakat. Beberapa orang percaya bahwa makhluk ini adalah entitas supranatural atau bahkan alien. Laporan lain menyebutkan bahwa Chupacabra memiliki kemampuan berubah wujud.
Di era modern, mitos ini semakin dikenal melalui budaya pop, seperti film dan video game, yang memperluas daya tariknya hingga ke seluruh dunia.
Menurut seorang peneliti budaya populer, legenda seperti Chupacabra sering kali mencerminkan ketakutan manusia terhadap hal-hal yang tidak diketahui.
BACA JUGA:Erick Thohir Bocorkan Penyebab STY Dipecat: Kondisi di Ruang Ganti Jadi Sorotan
BACA JUGA:5 Pemain Timnas Indonesia yang Pernah Jadi Korban Ketegasan Shin Tae-yong
Kisah ini menjadi simbol kekhawatiran terhadap fenomena yang sulit dijelaskan dan membuka ruang untuk berbagai teori spekulatif.
Pandangan Ilmiah: Mitos atau Fakta?
Di tengah popularitasnya, banyak ahli satwa liar mencoba memberikan penjelasan logis terkait fenomena ini.
Mereka menyebut bahwa kematian ternak yang dikaitkan dengan Chupacabra sebenarnya adalah hasil serangan predator biasa, seperti anjing liar atau coyote.
Dalam beberapa kasus, hewan-hewan ini memiliki penyakit kulit seperti kudis, yang membuat penampilannya tampak asing dan menyeramkan.