Heboh Koin Jagat Aplikasi Berburu Harta Karun, Dampak Buruknya?

Kamis 16 Jan 2025 - 08:30 WIB
Reporter : Edo
Editor : Edo

REL, Empat Lawang – Aplikasi Koin Jagat tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Indonesia. Memberikan pengalaman berburu harta karun di berbagai lokasi, aplikasi ini berhasil menarik perhatian banyak orang, terutama yang gemar melakukan petualangan atau mencari hadiah menarik.

Namun, dibalik keseruan tersebut, muncul berbagai dampak negatif yang mulai dirasakan oleh masyarakat.

Koin Jagat: Fenomena Baru dalam Berburu Hadiah

Koin Jagat adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan penggunanya untuk berburu koin virtual di berbagai lokasi, yang kemudian dapat ditukarkan dengan hadiah menarik.

Aplikasi ini memanfaatkan teknologi geolokasi untuk mengarahkan para penggunanya menuju titik-titik tertentu di kota, tempat mereka dapat menemukan "harta karun" berupa koin digital. Semakin banyak koin yang ditemukan, semakin besar hadiah yang bisa diperoleh.

Fenomena ini, meski menarik, telah menimbulkan beberapa masalah yang cukup mengganggu.

Banyak taman kota yang mengalami kerusakan akibat tindakan para pemburu koin yang tidak memperhatikan lingkungan sekitar saat berburu.

BACA JUGA: Konten Kreator Dihalangi Ormas Saat Bikin Video di Taman Literasi Melawai, Polisi Bertindak

Kerusakan Taman dan Infrastruktur

Di kota-kota besar seperti Bandung, kerusakan pada fasilitas umum, khususnya taman, semakin sering terjadi karena tingginya antusiasme masyarakat terhadap aplikasi ini.

Beberapa taman mengalami kerusakan pada tanaman, jalur pejalan kaki yang terinjak-injak, dan sampah yang disukai oleh para pemburu koin.

Bahkan, Pemkot Bandung terpaksa meminta masyarakat untuk menghentikan kegiatan berburu koin di taman kota untuk menjaga kelestarian ruang hijau tersebut.

Berkeliling kota tanpa memperhatikan keberadaan taman dan fasilitas umum lainnya, menambah beban pada pemeliharaan ruang publik yang sebenarnya bertujuan untuk kenyamanan semua orang.

Kondisi ini mencakup kualitas lingkungan yang pada akhirnya berpotensi merusak ekosistem ekosistem.

BACA JUGA: Polemik Pagar Laut di Perairan Banten: Tanggapan Komeng dan Langkah Pemerintah

Kategori :