REL,BACAKORAN.CO – Di era modern, internet telah menjadi kebutuhan primer yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Namun, penggunaan internet, khususnya media sosial, oleh anak-anak telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemerintah, pakar, dan orang tua.
Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa pada tahun 2024, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 221 juta jiwa dengan penetrasi mencapai 79,5%.
Lebih mengkhawatirkan, 12,27% pengguna internet di Indonesia berusia 5–12 tahun, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Penelitian dari Neurosensum (2021) juga mengungkapkan bahwa 87% anak-anak diperkenalkan media sosial sebelum usia 13 tahun, dengan rata-rata durasi penggunaan internet oleh anak-anak mencapai 5 jam 24 menit per hari.
Dampak Negatif Media Sosial pada Anak
Pakar sosial dari Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, menyoroti risiko paparan konten negatif yang dapat memengaruhi kesehatan mental anak-anak.
"Anak-anak dapat mengalami kecemasan, depresi, hingga menjadi korban perundungan di dunia maya," jelasnya.
Selain itu, kecanduan media sosial membuat anak-anak lebih sedikit berinteraksi secara langsung dengan lingkungan sosial mereka, yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hubungan dengan keluarga dan teman.
Masalah lain yang dihadapi adalah dampak fisik dan kognitif.
Kecanduan media sosial seringkali membuat anak-anak:
Menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar.
Kurang bergerak dan mengalami gangguan pola tidur.
Kehilangan konsentrasi dan penurunan kemampuan berpikir kritis.