REL, EMPAT LAWANG – Publik kembali dihebohkan dengan sebuah video viral yang memperlihatkan seorang karyawan PT Timah mengejek honorer yang mengantre BPJS Kesehatan.
Sikapnya yang terkesan merendahkan langsung menuai kecaman luas di media sosial.
Tak hanya netizen yang geram, anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka, yang dikenal dengan perannya sebagai 'Oneng' dalam sitkom "Bajaj Bajuri," juga turut bersuara. Menariknya, dalam unggahannya, Rieke tak hanya menyoroti sikap karyawan PT Timah, tetapi juga kembali mengingatkan Kejaksaan Agung terkait kasus korupsi Timah yang hingga kini masih menjadi perhatian publik.
Viral Karyawan PT Timah Ejek Honorer Antre BPJS
Dalam video yang beredar, seorang wanita yang mengenakan seragam PT Timah dengan sinis menyindir para honorer yang harus antre untuk mendapatkan layanan BPJS Kesehatan.
"Ngantri ya dek, BPJS ya," katanya sambil menggoyangkan badan dan tertawa.
Ia kemudian melanjutkan dengan nada meremehkan, "Awww BPJS. Masih honorer ya? Ah, kasihan deh. Kebetulan saya kan pasien prioritas, jadi nggak perlu antre."
BACA JUGA:Ronaldo Gemilang! Al Nassr Bantai Al Wasl 4-0 di Liga Champions Asia
BACA JUGA:Mendagri Ungkap Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ini Daerah yang Dilantik Duluan!
Tak butuh waktu lama, video ini langsung menjadi perbincangan panas di media sosial. Netizen pun mengecam sikap sang karyawan yang dianggap tidak memiliki empati terhadap tenaga honorer yang selama ini berjuang dengan gaji minim.
Klarifikasi Karyawan PT Timah, Tapi Malah Bikin Geram!
Setelah videonya viral, karyawan PT Timah yang bersangkutan akhirnya buka suara. Dalam pernyataannya, ia mengklaim bahwa unggahannya tersebut hanyalah sudut pandang pribadi (POV) dan tidak ada kaitannya dengan PT Timah.
"Konten tersebut adalah murni POV saya dan tidak ada hubungan dengan perusahaan tempat saya bekerja," ujarnya.
Namun, pernyataan maafnya justru terdengar ambigu. Ia hanya berkata, "Mungkin saya mau minta maaf," tanpa menunjukkan penyesalan yang jelas.
Alih-alih mereda, klarifikasinya justru semakin menyulut kemarahan publik.