REL,BACAKORAN.CO – Ratusan siswa di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, menggelar aksi unjuk rasa untuk menolak program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan oleh pemerintah pusat.
Aksi ini dipicu oleh ketidakpercayaan terhadap kebijakan pemerintah serta tuntutan agar anggaran lebih difokuskan pada sektor pendidikan dan kesehatan.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Wisata Terbaik di Donggala 2025 yang Wajib Dikunjungi
Aksi Unjuk Rasa: Penolakan yang Mengejutkan
Pada Senin (3/2/2025), para siswa dari berbagai tingkat pendidikan—mulai dari sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA)—turun ke jalanan pusat Kota Dekai.
Mereka menaiki kendaraan bak terbuka dan berkumpul di sekitar tugu di ruas jalan protokol.
Mereka menyuarakan keberatan terhadap program makan gratis yang dinilai tidak cukup menjawab kebutuhan utama mereka.
Para siswa meminta agar pemerintah lebih memprioritaskan pendidikan dan layanan kesehatan yang layak, dibandingkan pemberian makanan gratis yang dirasa belum tentu efektif.
Ketidakpercayaan Terhadap Jakarta
Aktivis hak asasi manusia, Veronica Koman, turut menyoroti aksi tersebut. Menurutnya, penolakan ini tidak hanya disebabkan oleh persoalan kebutuhan, tetapi juga mencerminkan ketidakpercayaan masyarakat Papua terhadap kebijakan pemerintah pusat.
"Penolakan ini juga dipicu oleh ketidakpercayaan yang besar terhadap Jakarta, takut diracuni," ujar Veronica Koman melalui akun media sosialnya di X (@Veronica_Koman) pada Selasa (4/2/2025).
Isu ini semakin diperkuat dengan unggahan dari Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Numbay, yang menyebutkan bahwa program MBG dapat melemahkan daya pikir dan bahkan mengancam kehidupan para siswa.
BACA JUGA:Kepemimpinan Baru Venezia FC: Jay Idzes Meningkat dan Berpotensi Jadi Kapten Utama
Respons Pemerintah Daerah
Menanggapi aksi ini, Wakil Bupati terpilih Yahukimo, Esau Miram, menyatakan bahwa pihaknya akan mengevaluasi program ini serta memahami alasan di balik penolakan yang dilakukan oleh para pelajar.