BACA JUGA:Antisipasi Kenaikan Inflasi dan Gangguan Tanam
Minyak alami dari tumbuhan
Aroma “sejuk’ yang muncul saat hujan turun juga dapat terbentuk dari minyak alami yang berasal dari tumbuhan. Minyak inilah yang menjadi salah satu kunci utama mengapa bau hujan sangat disukai kebanyakan orang.
Minyak yang terdapat di tumbuhan tersebut adalah minyak volatile, yaitu jenis minyak yang mudah menguap. Minyak volatile ternyata juga merupakan jenis dari aromaterapi atau essential oil.
Lantas, mengapa beberapa orang suka bau hujan?
Sekarang Anda sudah mengetahui apa saja kandungan dan reaksi kimia yang terdapat di balik aroma hujan. Namun, sebenarnya apa yang menyebabkan beberapa orang sangat suka dengan aroma tersebut?
BACA JUGA:Pernyataan Sikap PNSB Sumsel Dukung Pemilu Damai
Berikut adalah alasan beberapa orang menyukai bau hujan:
Pengalaman hidup
Salah satu teori mengenai mengapa aroma tertentu, seperti bau hujan, disukai oleh beberapa orang ternyata tidak terlepas dari pengalaman hidup Anda.
Menurut Rachel Herz, seorang psikolog dari Brown University, preferensi (selera) penciuman ini bahkan sudah terbentuk sejak Anda baru lahir.
Penciuman manusia memiliki hubungan yang erat dengan bagian otak amygdala dan hippocampus. Kedua bagian otak ini berperan membentuk ingatan jangka panjang atau peristiwa emosional.
Herz menambahkan bahwa sistem penciuman manusia terbentuk sedemikian rupa sehingga aroma tertentu dapat dikaitkan dengan pengalaman tertentu, entah pengalaman tersebut menyenangkan atau tidak. Dari sinilah manusia mulai dapat membedakan apakah suatu bau enak untuk dicium atau tidak.
Jadi, mungkin saja saat Anda masih bayi atau kecil, Anda sering mencium sesuatu yang menyerupai aroma hujan. Otak Anda lantas menghubungkan wangi tersebut dengan ingatan akan peristiwa atau pengalaman tertentu yang menyenangkan, sehingga Anda menyukai bau hujan.
Hasil dari evolusi manusia
Beberapa ahli juga meyakini bahwa hal tersebut merupakan hasil dari evolusi manusia. Menurut seorang ahli antropologi dari University of Queensland di Australia, Diana Young, fenomena ini disebut dengan cultural synesthesia, atau sinestesia budaya. Istilah ini merujuk pada percampuran pengalaman sensorik yang berbeda di masyarakat karena sejarah evolusi tertentu.