Hal ini dapat memengaruhi kemampuan orangtua untuk merespons dengan cepat dan efektif terhadap kebutuhan anak.
Akibatnya, anak lebih berisiko mengalami gangguan tumbuh kembang, seperti gangguan belajar atau gangguan makan.
6. Potensi bahaya konten online
Jika orangtua tidak memantau dengan cermat apa yang diakses oleh anak di HP, ada risiko bahwa anak dapat terpapar konten yang tidak sesuai atau bahkan berbahaya.
Apalagi, bila anak menggunakan aplikasi atau mengakses website yang sama-sama berisi konten untuk dewasa dan anak-anak, maka risikonya bisa lebih besar.
Anak mungkin tidak sengaja mengakses konten yang seharusnya belum ia ketahui. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan pada pengguna YouTube.
Dari penelitian ini, 46% anak usia 11 tahun ke bawah yang menonton YouTube diketahui pernah melihat konten yang tidak sesuai dengan usianya.
7. Hubungan yang tidak harmonis
Brandon T. McDaniel dalam penelitian di jurnal Child Development menyatakan bahwa perilaku anak yang buruk berhubungan dengan waktu yang dihabiskan orangtua dalam bermain gadget, termasuk main HP saat di dekat anak.
McDaniel, yang merupakan seorang peneliti dari Illinois State University di Amerika Serikat ini, menyebut gangguan tersebut sebagai technoference.
Penelitian melibatkan 170 keluarga dengan dua orangtua. Peneliti meminta ibu dan ayah untuk melengkapi kuesioner secara terpisah.
Hasilnya, hampir setengah dari orangtua yang disurvei (48%) mengatakan bahwa teknologi mengalihkan perhatian mereka dari anak-anak mereka setidaknya sampai tiga kali sehari.
Sementara itu, 24% orangtua menganggap HP mengganggu interaksi mereka dengan anak-anak hingga dua kali sehari. Adapun sekitar 17% orangtua menilai gadget mengganggu waktu keluarga.
Namun, ternyata hanya 11% orangtua yang berkenan menjauhkan diri dari ponsel, tablet, laptop, dan komputer saat menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka.
8. Gangguan perilaku dan emosional
Dampak main HP sambil mengasuh anak terhadap perilaku anak juga dijelaskan dalam penelitian Laura Birks dari Barcelona Institute for Global Health, Spanyol, dalam jurnal Environmental International.