REL, Inggris - Paris Saint-Germain (PSG) sukses menyingkirkan Liverpool dalam laga dramatis yang berlangsung selama 120 menit di Anfield.
The Reds dibuat frustrasi oleh permainan disiplin tim asuhan Luis Enrique, dengan Vitinha tampil sebagai motor utama di lini tengah.
Saat Désiré Doué mencetak gol penentu lewat adu penalti, para pemain PSG berlari merayakan kemenangan dengan penuh semangat.
Namun, satu pemain tidak ikut berlari. Vitinha, yang telah berjuang sepanjang pertandingan, akhirnya roboh ke tanah, kehabisan tenaga setelah pertarungan panjang melawan Liverpool.
BACA JUGA:Thuram Bikin Feyenoord Tak Berdaya
Tak lama kemudian, ia bangkit, menjadi pemain pertama yang menghibur para pemain Liverpool yang kalah.
Setelah itu, ia berdiri di tengah lapangan, seolah mengklaim Anfield sebagai wilayah yang telah ia kuasai sepanjang laga.
Liverpool yang tampil gemilang di bawah Arne Slot selama tujuh bulan terakhir akhirnya menemukan lawan sepadan dalam PSG.
Meski tim Merseyside mampu menahan Les Parisiens hanya dengan satu gol dalam 210 menit, dominasi tim tamu di sebagian besar laga tak terbantahkan.
BACA JUGA:Dua Kartu Merah di Akhir Laga!
Luis Enrique berhasil mengubah PSG dari tim penuh ego menjadi kesatuan yang solid. Didukung investasi besar dari Qatar, PSG kini bukan sekadar kumpulan bintang, tetapi tim dengan determinasi dan strategi matang.
Vitinha mungkin bukan pemain yang mencuri perhatian seperti Kylian Mbappé, tetapi ia adalah otak di balik permainan PSG.
Dengan pergerakan cerdas, ia membuat Alexis Mac Allister kewalahan sepanjang laga.
Pujian pun datang dari Enrique. "Dia adalah gelandang sempurna," ujarnya. Bukan hanya karena kemampuannya meningkatkan performa timnya, tetapi juga karena kemampuannya mengacaukan lawan. Vitinha tahu kapan harus menahan bola, kapan harus mengalirkannya dengan cepat, dan kapan harus memancing lawan keluar dari posisinya.
BACA JUGA:Pemain Andalan Tak Dipanggil