RAKYATEMPATLAWANG – Ibu kota Kolombia, Bogota, diguncang serangan granat yang menewaskan tiga orang dan melukai sembilan lainnya pada Rabu (12/3) malam.
Serangan ini diduga dilakukan oleh geng kriminal setempat sebagai aksi balasan terhadap operasi polisi yang menekan aktivitas mereka.
Wali Kota Bogota, Carlos Fernando Galan, menyatakan bahwa serangan ini adalah bentuk perlawanan geng kriminal yang semakin terdesak.
_"Malam ini, sebuah alat peledak dilemparkan ke kerumunan, menyebabkan korban jiwa,"_ tulis Galan di platform X, seperti dikutip dari AFP. Ia pun memerintahkan kepolisian untuk meningkatkan tekanan dan segera menangkap para pemimpin geng yang bertanggung jawab atas aksi teror ini.
Perebutan Wilayah Antar-Geng
Komandan Polisi Bogota, Giovanni Cristancho, mengonfirmasi bahwa serangan ini merupakan bagian dari konflik antara dua kelompok kriminal yang bersaing memperebutkan kendali atas wilayah San Bernardo.
BACA JUGA:Viral! Remaja SMA Melahirkan di Warung, Bayinya Sempat Dibuang ke Semak-Semak
BACA JUGA:4 Rekomendasi Wisata Religi di Pontianak
Wilayah yang dulu dikenal sebagai pusat industri furnitur itu kini menjadi titik utama perdagangan dan konsumsi narkoba.
Situasi semakin memburuk dalam beberapa bulan terakhir dengan meningkatnya aksi kekerasan.
Tiga minggu sebelum serangan terbaru ini, insiden serupa juga terjadi di lokasi yang sama. Sebuah granat meledak, menewaskan seorang tunawisma dan melukai tujuh orang lainnya.
Upaya Polisi Meredam Kekerasan
Pihak kepolisian terus memperketat operasi di daerah tersebut untuk mengurangi ancaman dari kelompok kriminal. Namun, hingga saat ini, kekerasan masih sulit dikendalikan.
Aksi teror yang terus berulang ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah Kolombia, terutama dalam upaya menekan kejahatan terorganisir di ibu kota.
Hingga berita ini diturunkan, kepolisian Bogota masih melakukan penyelidikan dan memburu dalang di balik serangan tersebut. (*).