Masjid ini didirikan di atas lahan seluas 26.890 meter persegi, atau lebih dari 2,7 hektare, dengan luas bangunan mencapai 6.400 meter persegi dan dimensi 80 x 80 meter. Bangunan megah ini dapat menampung hingga 10.000 jamaah sekaligus.
Masjid ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 29 September 1980, menandai simbol keislaman dan kebanggaan masyarakat Jambi.
BACA JUGA:Masjid Raya Provinsi Riau: Simbol Keagungan Islam di Tanah Melayu yang Menjadi Magnet Wisata Religi
Perpaduan Nilai Religi, Budaya, dan Wisata
Tak hanya menjadi tempat ibadah, Masjid Agung Al-Falah juga kerap dijadikan lokasi wisata religi dan edukasi sejarah.
Setiap harinya, baik jamaah lokal maupun wisatawan luar kota datang untuk beribadah, berfoto, hingga belajar tentang sejarah Islam dan perkembangan kota Jambi.
Mihrab imam yang dulunya polos telah mengalami renovasi pada tahun 2008, dengan penambahan ukiran khas Melayu yang memperindah ruangan namun tetap mempertahankan bentuk arsitektur aslinya.
BACA JUGA:Instruksikan Camat dan Kades/Lurah Sukseskan Pelaksanaan PODES 2025
Fasilitas Sekitar dan Aksesibilitas
Karena berada di pusat kota, akses ke Masjid Agung Al-Falah sangat mudah. Berbagai penginapan, hotel, rumah makan, hingga kafe tersedia di sekitar masjid. Para wisatawan yang ingin bermalam tidak akan kesulitan mencari akomodasi.
Selain itu, masjid ini juga sering digunakan untuk kegiatan keagamaan skala besar, seperti:
Shalat Idul Fitri dan Idul Adha
Kajian Islam dan Tabligh Akbar
Festival Muharram
Wisata edukasi untuk pelajar
BACA JUGA:Masjid Raya Provinsi Riau: Simbol Keagungan Islam di Tanah Melayu yang Menjadi Magnet Wisata Religi