Orang pintar sering punya kejiwaan egois. Kurang mampu bekerja dalam sebuah tim. Diktator. Maunya
sendiri. Suka marah. Mudah merendahkan staf.
Publik biasanya tidak tahu sisi pedalaman orang pintar. Tahunya hanya lahiriahnya. Si A itu hebat. Si B
sangat hebat. Mengapa tidak dipakai. Publik biasanya kurang tahu bahwa kebutuhan sebuah tim tidak
hanya anggota yang pintar tapi juga sikapnya yang baik.
Pasangan Trump-Musk sangat menarik. Kian ke sini kian menarik. Pertengkarannya begitu seru dan
aneh. Sudah seperti bukan orang pintar.
Saat Trump berpidato, Musk memasukkan teks lewat X miliknya. Isi teks itu menyerang langsung isi
pidato. Dulu orang berkomentar terhadap sebuah pidato setelah pidato selesai diucapkan. Kini
komentar bisa dilakukan Musk secara live. Di tempat yang sama: di layar HP yang sama.
Jangan-jangan ini akan jadi tren di banyak negara. Maka hati-hatilah para pemimpin saat Anda
berpidato. Siaran pidato Anda bisa langsung ditimpa teks yang isinya mencela Anda.
Dan itu murah.
Tinggal bayar buzzer. Dulu saya ragu buzzer itu ada. Tapi kejaksaan agung telah membuka tabir bisnis
per-buzzer-an. Ternyata buzzer bisnis besar.