penting situs-situs tersebut.
“Kalau tidak ada yang menjaga, kita akan kehilangan identitas,” tegas Waton.
M Farrel, jurnalis lokal yang turut melakukan penelusuran, menegaskan perlunya langkah konkret dan
sinergi nyata antara pemerintah dan masyarakat.
“Sejarah bukan sekadar masa lalu yang dibingkai. Ia adalah fondasi masa depan,” ujarnya.
Pemerintah dinilai harus lebih proaktif, tidak hanya hadir dalam kunjungan seremonial, melainkan
mengambil kebijakan strategis yang melibatkan edukasi dan pemberdayaan masyarakat.
Dihubungi terpisah, Budayawan Sumatera Selatan, Febri Alitani menyayangkan lemahnya perhatian
pemerintah terhadap situs megalitik Empat Lawang.
BACA JUGA:PLN Tebing Tinggi Lakukan Pemeliharaan, Beberapa Wilayah Terdampak Pemadaman
“Pendataan awal dilakukan sebelum Empat Lawang jadi kabupaten. Harusnya kini jadi prioritas. Banyak
situs seperti Batu Bidung hingga Batu Kumbang yang belum mendapat perhatian,” ujar Febri.
Ia menyoroti potensi wisata sejarah dari relief megalitik seperti Batu Kumbang di Desa Jarakan yang
dinilai sangat artistik dan layak dikembangkan sebagai destinasi budaya.
Febri berharap, pada periode kedua pemerintahan Bupati Joncik Muhammad, ada upaya nyata untuk
mengakomodasi pelestarian dan pengembangan kebudayaan daerah.