Rel, Bacakoran.co – Kisah inspiratif datang dari Sidoarjo, Jawa Timur.
Seorang anak buruh warung bakso bernama Roihan Miftah Hilmiy (18) berhasil mengangkat derajat keluarga dengan lolos ke Universitas Negeri Surabaya (Unesa) lewat jalur golden ticket.
Perjuangan Roihan semakin menyentuh ketika guru-guru di sekolahnya kompak patungan membiayai kuliah karena keterbatasan ekonomi yang ia hadapi.
Roihan merupakan alumni SMAN 1 Mojosari, Sidoarjo. Meski dikenal sebagai siswa rajin dengan sikap yang baik, perjalanan menuju kursi mahasiswa Unesa jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi tidaklah mudah. Ia harus bersaing dengan ribuan pendaftar yang punya segudang prestasi.
BACA JUGA:vivo Y400 4G vs iQOO Z10 Lite: Spesifikasi Sama, Kenapa Harga Beda Jauh?
BACA JUGA:Siap-Siap! One UI 8 Segera Meluncur, Ini Daftar HP Samsung yang Dapat Android 16
Hidup Penuh Perjuangan
Ayah Roihan meninggal dunia saat ia masih duduk di bangku kelas 12 SMA. Sejak itu, ibunya berjuang sendiri sebagai buruh di warung bakso untuk menghidupi keluarga. Agar bisa membantu, Roihan rela bekerja serabutan, bahkan menjadi kuli batu di sela-sela waktu sekolah.
Setelah dinyatakan lolos jalur emas Unesa, muncul kendala lain: biaya Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) dan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang harus dibayar. Kondisi ini hampir membuatnya putus asa.
“Alhamdulillah lolos golden ticket. Pas selesai diinfo ada wawancara ternyata lolos. Terus saya bilang ke guru Bimbingan Konseling (BK), ternyata ada bayar SPI dan UKT,” ungkap Roihan, Selasa (26/8/2025).
Guru dan Alumni Patungan Bantu Roihan
Mendengar kondisi tersebut, para guru dan alumni SMAN 1 Mojosari tidak tinggal diam. Mereka berinisiatif menggalang dana patungan untuk memastikan Roihan bisa melanjutkan kuliah. Langkah ini menjadi bukti nyata kepedulian dan rasa kekeluargaan yang terjalin kuat di sekolah tersebut.
“Guru satu sekolah sampai rela membantu. Mereka tahu kondisi saya, jadi saya sangat bersyukur,” kata Roihan haru.
Inspirasi bagi Banyak Orang
Kisah Roihan mengajarkan bahwa keterbatasan ekonomi bukan penghalang untuk meraih mimpi. Dengan tekad, kerja keras, dan dukungan lingkungan, jalan menuju masa depan tetap terbuka.