Ia menambahkan, jika memang bisa diimplementasikan, ormas keagamaan jangan sampai mengesampingkan tugas dan fungsi utamanya, yakni membina umat. Juga, menjaga agar ormas keagamaan itu juga tidak terkooptasi oleh mekanisme pasar.
”Dan yang paling perlu, jangan sampai ormas keagamaan itu tersandera oleh rupa-rupa sebab sampai kehilangan daya kritis dan suara profetisnya,” lanjutnya.
Pdt Gomar pun menyebut keterlibatan ormas keagamaan dalam bidang pertambangan, jika dikelola dengan baik, hendaknya bisa menjadi terobosan dan contoh baik. Bagaimana agar di masa mendatang tercipta pengelolaan tambang yang ramah lingkungan.
Kompas telah meminta tanggapan terkait hal yang sama kepada Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrur Rozi dan Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf. Namun, hingga Minggu (2/6) pukul 12.00, keduanya belum merespons. Begitu juga kepada Sekretaris Umum (Sekum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti, tetapi belum direspons. (*)