"Semua ampas bijih hitam yang ditemukan merupakan limbah dari tungku. Ini adalah bukti yang sangat penting untuk produksi tembaga kuno di Timna," kata Prof Ben-Yosef.
"Tembaga, pada waktu tertentu dalam sejarah, adalah sumber daya ekonomi yang paling penting dan menjadi industri yang paling menguntungkan," kata Prof Ben-Yosef.
BACA JUGA:Oppo Akan Debutkan Oppo Reno12 Series dan Kembalikan Seri Find X ke Pasar Global
Dr Mohammad Najjar dari Friends of Archaeology of Jordan menjelaskan bahwa status logam tembaga saat itu mirip dengan minyak bumi saat ini.
"Mirip seperti sekarang manusia tidak bisa melakukan apa-apa tanpa minyak bumi, manusia zaman itu tak bisa melakukan apa-apa tanpa tembaga," ujarnya.
Ya, tembaga menjadi titik balik radikal dalam sejarah manusia.
Untuk pertama kalinya, orang mengekstrak logam dari batu dan mengubahnya menjadi alat dan senjata.
Dr Najjar menggambarkan momen itu sebagai 'lompatan kuantum' ketika manusia mulai memproduksi bahan mereka sendiri.
BACA JUGA:Mercedes-Benz Maksimalkan Pengembangan Otonom dengan Bantuan Perusahaan Tiongkok
Melalui proses peleburan, tembaga dipisahkan dari bijih alam di dalam batuan.
Bijih tembaga harus dipanaskan hingga 1.000 derajat celcius, dan untuk mencapai suhu tersebut, para pekerja harus terus menerus meniupkan api melalui pipa.
Dibutuhkan berjam-jam untuk mendapatkan tembaga dalam bentuk murni. (*)