"Dari mana saja?" tanya saya.
"Biasa," katanyi, "mengedarkan majalah ke toko-toko dan restoran". Dia masih belum bisa Mandarin.
Kevin Herjono tiba belakangan. Rumah itu pun tambah ramai. Bicara saya kalah keras dengan Kevin.
Drg Irawan tinggal hanya berdua dengan istri di rumah besar itu. Anak-anaknya sudah berumah sendiri. Salah satunya sudah menikah. Bryan, seumur Kevin, masih jomblo.
Lahir di Amerika Bryan bisa berbahasa Indonesia. Ia juga dokter gigi. Hobinya luar biasa: berlayar.
Bryan baru saja pulang dari naik kapal layar dari Amerika ke Eropa. Hanya berempat. Mengarungi lautan Atlantik. Dalam 28 hari.
Minggu depan Bryan berangkat lagi: menyelam di lepas pantai Athena. Papa-mamanya geleng-geleng kepala. Khawatir tapi bangga.
Sang istri kini jadi koordinator tour. Setahun tur empat kali. Dua bulan lagi ke Sichuan, Xian, Xinjiang dan Kazakstan.
Kami pun makan siang bertuju: nasi goreng, ayam saus lemon, salad dan udang goreng.
Kevin pun mengajak kami ke kantornya di Burbank, Los Angeles. Ini kali pertama saya ke pusatnya Walt Disney. Diajak Kevin keliling gedung-gedungnya. Poster-poster film di mana-mana. Juga piala-piala Oscar yang pernah diraih. Lalu patung-patung tokoh pemeran film dan miniatur lakonnya. Juga pajangan berbagai senjata yang digunakan dalam film Star Wars dan sebangsanya.
Bangga juga ada anak Indonesia berkarir di lingkungan Walt Disney.(Dahlan Iskan)