Oleh: Dahlan Iskan
Di Los Angeles saya pensiun. Pun suami Janet. Giliran Kevin Herjono yang jadi "sopir".
Setelah melihat-lihat kantor pusat Walt Disney, di Burbank, kami diajak ke Caltech.
Anda sudah tahu apa itu Caltech. Yang di Pasadena itu. Tentu harus mampir dulu menguras pipa tua: di toilet Balai Kota --duh bagusnya bangunan lama kantor Wali Kota Pasadena ini.
Maka dua hari di Los Angeles kami sudah diajak Kevin keliling ke "Kebayoran Baru", "Jatinegara", "PIK", "Alam Sutra", "Bintaro" dan "Kemang"-nya Los Angeles.
BACA JUGA:Pelaku Pembunuhan Masih Buron
BACA JUGA:HET Beras Sumsel Rp14.900/kg
Masing-masing punya Wali Kotanya sendiri. Termasuk Pasadena yang kayaknya seperti "Kemang"-nya.
Mereka juga punya peraturan sendiri. Pasadena, misalnya, menolak wilayahnya dilewati freeway--yang lalu-lintasnya boleh sampai 55 km/jam.
Pasadena ingin mempertahankan karakter kotanya yang tenang dan damai. Toh tidak ada kemacetan di situ --kecuali setahun sekali saat ada Parade Bunga Pasadena di setiap tahun baru.
Dibanding universitas besar lain, California Institute of Technology tidak besar. Caltech memang bukan universitas. Ia institut. Sejak didirikan tahun 1891 memang dimaksudkan sebagai research university.
BACA JUGA:Israel Berhasil Bebaskan 4 Sandera, Namun Serangan di Gaza Menyebabkan Banyak Korban
Di Caltech mahasiswanya khusus melakukan riset. Kebanggaan jadi mahasiswa di Caltech tidak kalah dengan di Harvard, MIT maupun Stanford.
Bahkan di Caltech satu profesor hanya boleh mengajar dua mahasiswa. Jumlah mahasiswanya tidak banyak untuk ukuran Amerika: 2.500 orang. Lebih separonya program doktor.