Pulang!
Disway.--
Oleh: Dahlan Iskan
Kevin harus "zoom". Pukul 17.00 waktu California. Berarti pukul 07.00 di Semarang. Sekolahnya, Kolese Loyola, minta Kevin Herjono memberikan motivasi untuk siswa di sana.
Maka sejak satu jam sebelum Carmel ganti saya yang jadi sopir. Yakni sejak memasuki pegunungan yang penuh kebun anggur itu: Tapa.
Turis banyak yang berhenti di pegunungan ini: minum wine bikinan pabrik di atas gunung itu. Suami Janet menolak tawaran saya untuk mencoba minum anggur merah California.
Awalnya Kevin akan "zoom" pakai earphone. Saya bilang padanya: bolehkah ikut mendengarkannya. Maka satu jam itu saya tahu perjalanan hidup anak muda itu.
BACA JUGA:Bersinergi untuk Kemajuan Daerah
BACA JUGA:Gaji ke-13 ASN Empat Lawang Dijadwalkan Awal Juli 2024
Kevin terobsesi kuliah di Amerika dari pamannya. Sang paman bekerja di Chicago. Sejak remaja ia membayangkan enaknya Amerika.
Kevin menyadari keterbatasan diri dan keluarganya. Ayahnya seorang pengacara di Semarang tapi bukan pengacara kaya.
Ia sendiri tahu diri: bukan tergolong paling pintar di kelasnya. Juga bukan kelas IPA. Ia IPS. Kemampuan bahasa Inggrisnya pun belum bagus.
Maka ia cari sendiri tempat kuliah yang bukan untuk para bintang. Ia masuk universitas yang tidak berbintang.
BACA JUGA:Wanita Tuna Karya Nyambi Jualan Sabu, Akhirnya Ditangkap Polisi
BACA JUGA:Dua Kejahatan Mengerikan Guncang Musi Rawas: Persetubuhan dan Hutang Berujung Maut
Universitas itu ada di kota kecil Savanah, pelosok tenggara Georgia. Ia harus masuk kelas bahasa dulu selama enam bulan.