REL,EMPATLAWANG.BACAKORAN.CO.ID -Di tengah pegunungan Provinsi Sian, terdapat sebuah desa terpencil yang dikenal sebagai Desa Ler.
Di sini, penduduknya telah terbiasa dengan rutinitas yang ekstrem: menaklukkan tebing curam setinggi 800 meter dengan menggunakan tangga yang melekat erat pada dinding tebing hampir tegak lurus.
Bagi mereka, perjalanan ini bukanlah sekadar tantangan fisik, tetapi bagian dari kehidupan sehari-hari yang telah mereka kuasai dari generasi ke generasi.
Hidup di Puncak Bukit
Desa Ler yang berusia 200 tahun terletak di puncak bukit yang terpencil, dipilih oleh nenek moyang mereka sebagai tempat perlindungan dari konflik suku dan perang.
Kondisi geografis yang sulit diakses membuat mereka harus rela tinggal di asrama sekolah selama minggu dan hanya pulang ke rumahnya di akhir pekan atau bahkan hanya setiap dua pekan sekali.
Meskipun sulit, mereka mempertahankan gaya hidup ini untuk menjaga warisan berharga yang mereka warisi.
Perubahan Menuju Modernisasi
Pada tahun 2016, kehidupan mereka mulai terekspos ke dunia luar melalui foto-foto dramatis anak-anak sekolah menuruni tangga rotan yang ringkih.
Viralnya foto-foto ini mendorong pemerintah setempat untuk melakukan perubahan.
Tangga-tangga tradisional dari rotan digantikan dengan tangga baja yang lebih aman dan dilengkapi dengan pegangan, mempersingkat waktu perjalanan mereka secara signifikan.
BACA JUGA:Nusakambangan, Alcatraz-nya Indonesia dengan Segudang Kisah Mengerikan.
Dari Kehidupan Terpencil ke Objek Wisata
Setelah terkenal, Desa Ler tidak hanya menjadi tujuan wisata lokal tetapi juga menarik perhatian dari luar daerah. Tangga dramatis mereka menjadi ciri khas desa ini yang menarik minat wisatawan.