REL , Papua - Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara mengakui bahwa kerusuhan yang terjadi di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, telah berdampak serius pada layanan penerbangan sipil. Pada Kamis kemarin, penerbangan ke wilayah tersebut terpaksa dihentikan sementara sebagai akibat langsung dari kejadian tersebut.
"Memang benar akibat kerusuhan yang terjadi di Mulia, hari ini tidak ada penerbangan ke Mulia," ujar AKBP Kuswara dalam pernyataannya di lokasi kejadian.
Saat ini, situasi keamanan di wilayah tersebut masih belum stabil, dengan pihak kepolisian yang telah diperbantukan oleh Brimob Polda Papua dan Satgas Damai Cartenz untuk mengamankan area.
"Kami berharap situasi segera kondusif kembali, agar penerbangan dapat beroperasi normal dan warga dapat beraktivitas seperti biasa," tambahnya.
BACA JUGA:Mengenal Desa Nglanggeran, Yogyakarta: Perpaduan Keindahan Alam dan Sejarah
BACA JUGA:Desa Pemuteran, Bali: Keindahan Laut dan Konservasi Terumbu Karang
Kerusuhan yang dipicu oleh insiden penembakan terhadap tiga warga pada Selasa malam menyebabkan dampak yang luas, termasuk empat orang terluka dan satu warga meninggal dunia akibat luka serius. Kuswara mengidentifikasi korban yang meninggal sebagai SW (33 tahun), YW (41 tahun), dan DW (36 tahun).
Selain itu, Abdulah Jaelani (30 tahun) juga dikonfirmasi meninggal dunia akibat terkena benda tajam.
Pihak berwenang masih terus berupaya memulihkan keamanan di daerah ini agar kehidupan masyarakat dapat kembali normal, termasuk operasional penerbangan yang menjadi salah satu sarana utama dalam menghubungkan wilayah terpencil seperti Mulia dengan kota-kota besar lainnya di Papua.(*)
BACA JUGA:Desa Ubud, Gianyar, Bali: Pusat Seni, Budaya, dan Ketenangan