RAKYATEMLATLAWANG - Napal Carik merupakan sebuah tempat yang tidak hanya menyuguhkan keindahan alam saja tetapi terbalut juga oleh budaya masyarakat yang cukup lekat melekat menjadi cerita rakyat yang semakin menambah daya tarik tersendiri.
Suara air yang bergemericik (becarik) dengan terjangan air yang menerpa tanah yang keras seperti batu (napal) menjadikan Napal Carik sebagai salah satu air terjun yang wajib untuk dikunjungi.
Terletak dalam rimbunnya belantara Suaka Margasatwa (SM) Isau-Isau menjadikan air terjun ini bukan sekedar menawarkan keelokan pesona air terjun dan cerita rakyat yang membalutnya tetapi juga tantangan selama perjalanan menuju air terjun tersebut merupakan sebuah petualangan yang patut untuk dicoba dan pastinya tidak akan terlupakan.
Aksesibilitas menuju Napal Carik bisa melalui Desa Muara Emil maupun Desa Pagar Dewa, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim.
BACA JUGA:Tiga Pengedar Narkoba Ditangkap di Lubuklinggau, 3 Kg Sabu Diamankan
Namun untuk menuju ke lokasi air terjun dari desa terdekat dengan kawasan SM Isau-Isau menuju batas kawasan harus menempuh medan yang sulit terutama pada saat musim penghujan dikarenakan jalan setapak untuk melewatinya berupa tanah liat dengan perkerasan batu dibeberapa titik sehingga hanya kendaraan roda dua yang dapat melewati dan itupun terkadang disertai dengan jalan kaki karena lepas rantai, gerigi rantai putus, jalan licin dan kendala lain.
Selama perjalanan tersebut tersaji keindahan pemandangan alam dan juga melewati komplek pemakaman Puyang Matauh yang merupakan salah satu puyang (pendahulu) dari tiga puyang pendiri Desa Muara Emil.
Setelah itu perjalanan ditempuh dengan berjalan kaki sampai ke Sungai Emil dimana rasa lelah sedikit terobati oleh keindahan sungai dengan gemericik air mengalir, beriak-riak dan dengan kejernihannya menapaki bebatuan yang tersusun secara bertingkat.
Untuk menuju ke air terjun maka perjalanan dilanjutkan menuju ke hulu sejauh 50 meter dengan menuruni tebing yang cukup terjal menapaki sekitar 100 anak tangga alami.
BACA JUGA:Ibu Tiga Anak yang Curi Kambing di Empat Lawang Dibebaskan Melalui Restorative Justice
BACA JUGA:Kawasan Terminal Tanjung Priok Jakarta Utara Masih Dihantui Kriminalitas
Selama menapaki anak tangga tersebut perjalanan akan ditemani dengan lantunan suara alam yang lirih terdengar diantara tegakan-tegakan hutan yang masih rimbun disertai sura gemericik air terjun yang mulai menyapa seakan menyambut kedatangan pengunjung yang ingin menikmati keindahan Napal Carik.
Akhirnya keindahan air terjun yang terjun bebas dari ketinggian 50 meter yang bergemericik (becarik) dengan terjangan air yang menerpa tanah yang keras seperti batu (napal) itupun akan menghapus segala kelelahan selama perjalanan.
Menurut penuturan beberapa masyarakat di Desa Muara Emil berdasarkan cerita para puyang (pendahulu) salah seorang Sultan Palembang meminta kepada seluruh masyarakat desa terutama yang berada di sepanjang aliran Sungai Batanghari Sembilan untuk mengumpulkan telur yang akan digunakan sebagai perekat pembangunan benteng pertahanan.