Wapres Ma'ruf Amin Khawatir Pembunuhan Ismail Haniyeh Memicu Ketegangan di Timur Tengah

Ma'ruf amin. Foto : CNN Indonesia.--

REL.BACAKORAN.CO - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyatakan kekhawatirannya atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, yang dinilai dapat memicu ketegangan yang lebih besar di kawasan Timur Tengah.

Wapres juga menyampaikan keprihatinannya bahwa kematian Haniyeh bisa menghambat upaya perdamaian di wilayah Israel dan Palestina.

"Ini bisa-bisa menjadi apa, rencana perundingan itu mentah kembali itu, karena masalahnya kan di tengah-tengah rencana upaya rencana perundingan terjadi pembunuhan, ini bisa memicu ketegangan lebih besar di Timur Tengah," kata Ma'ruf di atas Kereta Cepat Whoosh Bandung-Jakarta, Kamis (1/8).

Ma'ruf berharap banyak pihak dapat mencegah konflik lebih besar akibat insiden ini. "Dan supaya perdamaian terus diusahakan," tambahnya.

BACA JUGA:Dua Anak Menjadi Korban Penganiayaan di Wensen School

BACA JUGA:Warga Sintang Kirim 4 Truk Sampah ke Kantor Bupati, Protes Pengelolaan Limbah yang Kian Parah

Wapres juga menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Haniyeh, yang dianggap sebagai pejuang kemerdekaan Palestina melawan penjajahan Israel.

"Dan tentu bagi kita Indonesia juga kehilangan seorang pejuang kemerdekaan. Oleh karena itu, kami ikut berduka cita," ujar Ma'ruf.

Ia mengecam tindakan Israel yang dianggap tidak etis karena membunuh Haniyeh saat sedang berkunjung ke Iran.

Menurutnya, tindakan Israel ini menambah deretan pelanggaran hak asasi manusia yang telah dilakukan terhadap rakyat Palestina.

BACA JUGA:Misteri Kapal Hantu Ourang Medan: Kehilangan yang Menggetarkan Lautan

BACA JUGA:Melacak Jejak Emas 24 Karat, Tren Harga Terbaru dan Implikasinya

"Kita sangat menyayangkan cara-cara Israel yang juga sudah membunuh rakyat melakukan genosida, tapi juga membunuh pemimpin itu sudah dan di negara lain ketika dia menghadiri upacara pelantikan presiden Iran, itu saya kira tidak etis cari kesempatan seperti itu," tegasnya.

Ismail Haniyeh telah menjabat sebagai kepala biro politik Hamas sejak 2017, menggantikan Khaled Meshaal, dan menjadi Perdana Menteri Palestina pada 2006 setelah kemenangan Hamas dalam pemilu parlemen Haniyeh dinyatakan tewas dalam serangan di kediamannya di Teheran pada Rabu (31/7) pagi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan