Pipa Pipih
Dahlan Iskan saat meninjau proyek Sekayung.--
Bambu yang sedikit bengkok masih bisa diluruskan dengan alat. Yang terlalu bengkok ditolak.
Tiap delapan bambu dijejer. Antar jejeran bambu diberi jarak satu meter. Bukan dijejer tanpa jarak.
Di atas jejeran bambu itu dijejer bambu-bambu lain dalam posisi melintang. Tiap jejer juga delapan bambu. Antar jejeran juga berjarak satu meter. Maka terbentuk kotak kosong 1 meter persegi di setiap rakitan.
Antara bambu yang membujur dan bambu yang melintang di atasnya itulah yang harus diikat. Secara manual. Pengikatnnya adalah tampar nylon ukuran 8 mm. Warna apa saja. Tidak harus merah.
Perusuh Disway se-Indonesia pun akan kewalahan menjadi juru ikat bambu di sana –apalagi bagi yang hanya punya keahlian mengikat panah asmara.
Perakitan itu dilakukan langsung di lokasi jalan tol. Semua bambu dibuat sambung-menyambung. Ke arah kanan-kiri sampai selebar 150 meter. Juga yang ke arah muka-belakang. Sampai membentuk hamparan bambu sepanjang 10 km.
Di atas hamparan pertama bambu itu harus digelar membran. Dengan kekuatan tertentu. Membran itu tidak kedap air. Justru berpori-pori. Agar air di bawah bisa naik menembus porinya.
Di atas membran itulah ditumpahkan tanah urug. Sampai ketebalan tertentu. Lantas, di atas tanah urug digelar lagi bambu. Dengan cara yang sama. Lalu diurug lagi. Bambu lagi. Urug lagi.
BACA JUGA:Perempuan Tanpa Identitas Tewas Mengenaskan Setelah Tertabrak Kereta Api di Baturaja Barat
BACA JUGA:Tabir Kematian Penyanyi INS Terungkap: Dibunuh Suami Siri dan Tiga Rekan
Setelah mencapai empat lapis digelar lagi membrant kedua. Dengan kekuatan yang berbeda. Lalu diurug lagi.
Di lapisan keempat, barulah ditanam pipa pipih. Bentuknya pipih sehingga tidak pantas saya sebut pipa. Tapi fungsinya untuk mengalirkan air. Itulah perlunya ruang 1 meter persegi di sela-sela bambu.
Di setiap ruang 1 meter persegi itulah ''pipa pipih'' ditanam. Pakai alat seperti pemukul tiang pancang. Penanaman pipa pipih itu sedalam 60 meter. Dengan demikian air yang kena tekanan fondasi bisa naik. Kemudian dirembeskan ke samping.
Dengan demikian fondasi bambu ini sebenarnya tidak akan lagi sepenuhnya mengambang. Air di bawahnya justru 'habis' naik lewat 'pipa pipih' itu.
Maka bagi yang telanjur membayangkan tol Semarang-Demak segera beroperasi harus lebih sabar. Jangan punya pikiran ''yang belum jadi tinggal 10 km''.