Catat Rekor Produksi Batu Bara Tertinggi

Hendriansyah. Foto: dok/ist--

REL, Palembang - Sumatra Selatan (Sumsel) berhasil mencatatkan rekor produksi batu bara tertinggi sepanjang sejarah pertambangan di provinsi tersebut. Hingga November 2023, produksi batu bara di Sumsel mencapai 94 juta ton, melebihi capaian tahun 2022 yang sebesar 90 juta ton.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatra Selatan (ESDM Sumsel) Hendriansyah mengatakan, perolehan tersebut diharapkan bisa bertambah hingga 100 juta ton pada akhir tahun 2023.

"Jadi posisi November kemarin 94 juta ton, mudah-mudahan 6 juta ton (produksi batubara) Desember 2023 bisa terpenuhi," ujarnya, Jumat (22/12/2023).

Menurut Hendriansyah, produksi batu bara di Sumsel didominasi oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang menyumbang hampir 50% dari total produksi. 

BACA JUGA:Siapkan Petugas Ekstra di 52 Titik Rawan Jelang Nataru

BACA JUGA:Panen Raya Cabai, Pj Gubernur Pastikan Stok Aman Jelang Nataru

Selain itu, ada juga perusahaan tambang lain yang beroperasi di beberapa kabupaten di Sumsel, seperti PT Bara Alam Utara (BAU) dan PT Muara Alam Sejahtera (MAS) di Kabupaten Lahat, serta di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Musi Rawas Utara dan Kabupaten Musi Banyuasin.

Hendriansyah menambahkan, Sumsel memiliki sumber daya batu bara yang sangat melimpah, yaitu sebesar 33,94 miliar ton atau 36,86% dari total sumber daya batu bara nasional yang sebesar 92,07 miliar ton. Data tersebut didapat dari Badan Geologi Kementerian ESDM Republik Indonesia.

Namun, meski memiliki sumber daya alam (SDA) batu bara yang besar, Sumsel masih kalah bersaing dengan provinsi-provinsi di Pulau Kalimantan dalam hal produksi dan pengangkutan batu bara. 

"Jadi dari SDA yang sebesar 33,94 miliar ton posisi kita (Sumsel) kejar-kejaran dengan Kalimantan. Tapi secara jumlah pengangkutan dan produksi kita masih tertinggal," ungkapnya.

Hendriansyah juga mengakui, bahwa sektor pertambangan batu bara memiliki dampak positif dan negatif bagi perekonomian daerah dan nasional. 

Di satu sisi, sektor ini memberikan kontribusi besar bagi pendapatan daerah dan negara, namun di sisi lain, sektor ini juga menimbulkan masalah lingkungan dan sosial. 

"Ini yang menjadi PR kita semua, bagaimana bisa meningkatkan kontribusi positif dari pertambangan tetapi juga meminimalisir kontribusi negatif," tutupnya. (*)

Tag
Share