AHY Resmi Ambil Alih Satgas Penurunan Harga Tiket Pesawat, Apa Dampaknya bagi Masyarakat?
Doc/Foto/Ist--
REL,BACAKORAN.CO - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), kini secara resmi mengambil komando Satuan Tugas (Satgas) untuk menurunkan harga tiket pesawat domestik. Langkah ini diambil seiring dengan reformasi kabinet di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Di tengah harapan masyarakat akan tarif penerbangan yang lebih terjangkau, peran AHY kini menjadi sorotan.
Sejak dibentuk pada periode pemerintahan sebelumnya, Satgas ini bertujuan menekan harga tiket penerbangan domestik yang sering kali dianggap terlalu mahal. Satgas yang awalnya dipimpin Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) tersebut, kini akan bekerja sama dengan beberapa kementerian, termasuk Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perekonomian, untuk terus memperjuangkan stabilitas harga tiket pesawat.
BACA JUGA:Banyak yang Nggak Tau, Ini 4 Tambang Terbesar di Padang
BACA JUGA:Modal dan Keterampilan Menjadi Penghambat
Kerjasama dengan Luhut Binsar Pandjaitan
AHY telah bertemu dengan Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, yang sebelumnya juga pernah memimpin Satgas ini. Kedua tokoh ini menyepakati sejumlah strategi baru yang lebih komprehensif untuk menangani tantangan harga tiket pesawat yang terus meningkat.
“Langkah ini merupakan bentuk komitmen kami dalam memperjuangkan harga tiket pesawat yang lebih terjangkau, terutama untuk penerbangan domestik yang vital bagi masyarakat,” ungkap AHY dalam konferensi pers. “Kerja sama lintas kementerian akan memaksimalkan efisiensi dan memastikan setiap kebijakan berdampak langsung pada masyarakat.”
BACA JUGA:HEBOH! La Tiao Picu Keracunan Massal
BACA JUGA:Aplikasi Joy Zoo: Solusi Mudah untuk Dapatkan Saldo Dompet Elektronik Gratis
Harga Tiket Masih Tinggi, Apa Penyebabnya?
Menteri BUMN Erick Thohir, dalam kesempatan terpisah, mengungkapkan bahwa tingginya harga tiket pesawat bukanlah masalah sederhana. Menurutnya, ada banyak faktor yang mempengaruhi biaya operasional maskapai, mulai dari pajak ganda atas bahan bakar hingga kebijakan pajak yang dinilai terlalu mengecewakan.
“Masalah ini bukan hanya soal harga avtur, tapi ada kebijakan-kebijakan lain yang memuat maskapai dan berujung pada harga tiket yang mahal,” jelas Erick. Ia menambahkan, pemerintah akan melakukan koordinasi mendalam dengan berbagai instansi untuk mencari solusi nyata.
BACA JUGA:Wow, Pulau Bangka Belitung, sabuk timah Asia Tenggara
BACA JUGA:Siapkan Sanksi Tegas ASN tak Netral