Taksi Kemudi

Dahlan Iskan ketika mengunjungi KJRI San Fransisco dan pulang menaiki taksi tanpa pengemudi, Waymo.—--

-o-- RISET PASAR Seorang salesman yang sedang melakukan riset pasar memencet bel pintu depan. Ia disambut oleh seorang wanita muda dengan tiga anak kecil berlarian di sebelah kakinyi. Ia berkata, "Saya sedang melakukan riset untuk Vaseline. Ini contoh sample nya. Apakah Anda pernah menggunakan produk ini?" "Ya. Saya dan suami saya menggunakannya sepanjang waktu." "Dan jika Anda tidak keberatan saya bertanya, untuk apa Anda menggunakannya?" "Kami menggunakannya saat berhubungan intim." Peneliti itu sedikit terkejut, karena ibu muda itu telah menjawab dengan jujur. "Biasanya orang berbohong kepada saya dan mengatakan bahwa mereka menggunakannya untuk rantai sepeda anak-anak atau engsel pintu. Namun, sebenarnya, saya tahu bahwa kebanyakan orang menggunakannya untuk s^x. Saya mengagumi kejujuran Anda. Karena Anda sudah berterus terang sejauh ini, mau kah Anda memberi tahu saya dengan tepat bagaimana Anda menggunakannya?" "Saya tidak keberatan sama sekali. Saya dan suami mengoleskannya di gagang pintu agar anak-anak tidak masuk." --koJo.- 

djokoLodang 

-o-- Usai sekolah, bu Guru TK menghampiri Tomi-kecil. "Kamu sangat baik bulan ini, Tomi." "Tolong jangan beri tahu ibuku. ... "Mengapa, Tomi?" "Dia akan mengharapkan ini setiap bulan." --0- 

Wilwa 

Usul saya sebagai perusuh Disway: ada baiknya Trump memakai lagu hits global yang kedua dari Village People: Go West (1979). Sebuah lagu Disco yang easy listening dan makin easy listening setelah didaur ulang oleh duo penyanyi Disco modern asal Inggris: Pet Shop Boys (1993). Hanya saja bila Village People dalam lagu Go West mengajak penduduk Amrik pindah dari Pantai Timur ke Pantai Barat, maka duo Inggris mengubah sedikit makna lagunya dengan menyarankan penduduk Eropa Timur mantan Uni Soviet untuk pindah ke Eropa Barat. Lagu Go West bisa digunakan Trump untuk membujuk Putin memalingkan muka ke West (USA & EU) dan meninggalkan Xi Jin Ping. Hmmmm 

Mirza Mirwan 

Sejarawan politik Prof. Emeritus Allan Lichtman yang sudah 9 kali meramal tepat pemenang pilpres AS ternyata ramalannya meleset pada pilpres kali ini. Sebenarnya aneh saja, menurut saya. Ketika pada pilpres 2016 rerata polling Hillary Clinton unggul 4% ketimbang Trump, tapi Prof. Lichtman menjagokan Trump. Dan ternyata tepat. Kini giliran Kamala Harris hanya unggul tipis malah dijagokan menang. Dan ternyata meleset. Sampai saat saya menulis ini perolehan suara elektoral Harris hanya 226 EV -- 1 EV dibawah perolehan Clinton di 2016. Dan itu sudah mentok. Tak bisa bertambah lagi. Donald Trump sudah memenangi 291 EV, dan pada akhirnya akan bertambah 21 EV menjadi 312 EV. Adapun 21 EV itu rinciannya: 11 EV dari Arizona, 6 EV dari Nevada, dan 3 EV dari Alaska. Dari ketiga negara bagian itu statusnya masih "uncalled races", pemenang baru diumumkan setelah seluruh suara dihitung. Tetapi hingga sekitar 90% suara, kecenderungannya dimenangi Trump. Sementara 1 EV lainnya dari Maine dapil 2 -- 3 EV dari 4 EV Maine sudah dimenangi Harris. Maine dan Nebraska memang tidak menggunakan sistem "the winner takes all" seperti 48 negara bagian lain. Yang berlaku sistem "first-past-the-post" per dapil. Maka seperti 4 EV Maine yang dimenangi Harris 3 EV dan 1 EV (sepertinya) untuk Trump, di Nebraska juga demikian. Dari 5 EV Nebraska, Trump memenangi 4 EV, Harris 1 EV dari dapil 2. Benarlah yang dikatakan Nikki Haley, bahwa Trump "literally defied gravity", benar-benar menentang gravitasi. 

Jhel_ng 

Buku Meester Jeem sudah kami terima, dari tempat di luar jawa berjarak lurus 573 km dari kantor harian Disway. Atau 580 km jarak lurus dari Graha Pena. Tidak ada ekspektasi ketika ingin membaca buku itu. Karena semata ingin mempunyai bacaan di akhir pekan. Tapi setidaknya ada pengetahuan juga mengenai dunia jurnalistik, politik masa itu, dan minimal tentang Amerika. Sebelum dikenal sebagai orang yang "Tiongkok banget"-- mengutip perkataan bang RE saat kami di site Ciheras 8 tahun lalu-, Abah DI tentu sudah katam dengan "Amerika banget". Jadi tentu buku ini layak dibaca lebih dari bacaan akhir pekan. Selamat kepada tuan DT... 

heru santoso 

Dengerin pidato Kemala Harris barusan. Ia menguatkan supporters nya. Juga bilang telah bicara dg Trump, ucapkan selamat atas kemenangan dan akan membantu transisi kekuasaan. Rupanya Amerika telah belajar ke Mas Anis dan Cak Imin.....tidak spt 4thn lalu. ???? 

Imam Hanafi 

Kapan dulu abah Dahlan menulis panjang lebar episode Trump berurusan hukum. Terlalu banyak kasus besar dan berat semua. Bertubi tubi. Tanpa henti. Tapi dasar paman trump. Tak ada kata menyerah. Dan berhasil. Dia menang. Kagum dengan proses yang dia tempuh. Tanpa ampun. Memang sakti kalimat ini : Man Jadda Wajada. 

Muh Nursalim 

Dua kali menikah dengan bule kulit putih. Masih tetap bismillah. Itu keren. Ia mendapat celupan (sibghah) dari orang tuanya yang banyuwangi dan bugis. Ditambah dari guru-gurnya saat sekolah di Aliyah. Sehingga meski melalang buana du nun jauh dan bersuami dengan orang asing tetap saja bismillah. Bahkan semakin mantab dengan memilah sacara hati-hati maknanan yang disantapnya. Ini jauh berbeda dengan kita-kita yang tetap di indo tak pernah ke mana-mana. Tak begitu peduli dengan yang bismillah itu. Bahkan yang jelas harampun dinanti banyak orang. Itulah suap pilkada yang akan ditebar para calon di malam 27 nanti. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan