Penemuan Baru tentang Magnetosfer Uranus: Solar Wind Dapat Menjelaskan Keanehan yang Dilihat Voyager 2

Reporter: Pauzan |

Editor: Pauzan |

Sabtu , 16 Nov 2024 - 15:58

Foto: Penemuan Baru tentang Magnetosfer Uranus: Solar Wind Dapat Menjelaskan Keanehan yang Dilihat Voyager 2--

RAKYATEMPATLAWANG – NASA baru-baru ini menganalisis kembali data dari Voyager 2, yang melintasi Uranus pada tahun 1986. Analisis ini mengungkapkan wawasan baru yang dapat menjelaskan keanehan medan magnet planet es raksasa itu.

Magnetosfer Uranus yang tampak aneh dan intens terus membingungkan para ilmuwan sejak Voyager 2 pertama kali memotretnya.

Voyager 2 mencatat medan magnet Uranus yang dipenuhi partikel-partikel bermuatan tinggi, tetapi keberadaan plasma yang menjadi prasyarat bagi partikel-partikel tersebut sangat minim.

Hal ini tidak sesuai dengan model standar medan magnet planet. Selama hampir empat dekade, Uranus dianggap sebagai anomali dalam tata surya.

Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa magnetosfer Uranus mungkin terpengaruh oleh lonjakan tekanan angin matahari, yaitu pelepasan besar partikel bermuatan dari korona matahari.

Angin matahari ini mungkin telah menekan magnetosfer Uranus hingga 20% dari ukuran normalnya dan menyebabkan plasma hilang sementara, sehingga menciptakan kondisi ekstrem yang terdeteksi Voyager 2.

"Pesawat ruang angkasa melihat Uranus dalam kondisi yang hanya terjadi sekitar 4% dari waktu," ujar Jamie Jasinski, ilmuwan fisika plasma ruang angkasa di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA.

Jika Voyager 2 tiba beberapa hari lebih awal atau lebih lambat, data tentang magnetosfer Uranus bisa sangat berbeda.

Misteri Sabuk Radiasi Intens Uranus

Magnetosfer Uranus yang teramati memiliki sabuk radiasi yang sangat intens, hanya kalah dari sabuk radiasi brutal milik Jupiter.

penemuan baru tentang magnetosfer uranus: solar wind dapat menjelaskan keanehan yang dilihat voyager 2                            rakyatempatlawang – nasa baru-baru ini menganalisis kembali data dari voyager 2, yang melintasi uranus pada tahun 1986. analisis ini mengungkapkan wawasan baru yang dapat menjelaskan keanehan medan magnet planet es raksasa itu. 
magnetosfer uranus yang tampak aneh dan intens terus membingungkan para ilmuwan sejak voyager 2 pertama kali memotretnya. 
voyager 2 mencatat medan magnet uranus yang dipenuhi partikel-partikel bermuatan tinggi, tetapi keberadaan plasma yang menjadi prasyarat bagi partikel-partikel tersebut sangat minim. 
hal ini tidak sesuai dengan model standar medan magnet planet. selama hampir empat dekade, uranus dianggap sebagai anomali dalam tata surya.
namun, penelitian baru menunjukkan bahwa magnetosfer uranus mungkin terpengaruh oleh lonjakan tekanan angin matahari, yaitu pelepasan besar partikel bermuatan dari korona matahari. 
baca juga:bunga mas calon ibu kota kabupaten kikim area: pemekaran wilayah kabupaten lahat dapat lampu hijau
baca juga:491.000 jiwa siap lepas dari palembang, berikut 10 calon daerah otonom baru di sumatera selatan
angin matahari ini mungkin telah menekan magnetosfer uranus hingga 20% dari ukuran normalnya dan menyebabkan plasma hilang sementara, sehingga menciptakan kondisi ekstrem yang terdeteksi voyager 2.
"pesawat ruang angkasa melihat uranus dalam kondisi yang hanya terjadi sekitar 4% dari waktu," ujar jamie jasinski, ilmuwan fisika plasma ruang angkasa di jet propulsion laboratory (jpl) nasa. 
jika voyager 2 tiba beberapa hari lebih awal atau lebih lambat, data tentang magnetosfer uranus bisa sangat berbeda.
misteri sabuk radiasi intens uranus
magnetosfer uranus yang teramati memiliki sabuk radiasi yang sangat intens, hanya kalah dari sabuk radiasi brutal milik jupiter.
baca juga:tugas kpps 1 sampai 7 pilkada 2024: lengkap dengan wewenang, kewajiban, dan gaji
baca juga:melihat 6 tambang terbesar di kabupaten lahat, benarkah?
 namun, para ilmuwan tidak menemukan sumber yang jelas untuk partikel-partikel energik ini. penjelasan baru yang melibatkan angin matahari mungkin menjadi kunci untuk memahami fenomena tersebut.
dampak angin matahari tidak hanya menyebabkan plasma keluar dari magnetosfer uranus tetapi juga dapat menyuntikkan partikel bermuatan ke dalam sabuk radiasi, menjelaskan intensitasnya yang misterius.
implikasi untuk eksplorasi masa depan
penelitian ini juga memberikan wawasan tentang lima bulan utama uranus. bulan-bulan tersebut sebelumnya dianggap tidak aktif, tetapi data baru menunjukkan potensi aktivitas geologis, mungkin bahkan adanya lautan cair di bawah permukaan.
 linda spilker, ilmuwan dari jpl, mencatat pentingnya temuan ini dan bagaimana hal itu dapat merubah pemahaman kita tentang uranus.
baca juga:melisik sejarah dan harapan kedepan, tambang di bangka belitung
baca juga:motor listrik united c2000 resmi meluncur, harga terjangkau dengan fitur mewah
voyager 2, yang diluncurkan pada 1977, terus memberikan data berharga meski sudah berada hampir 13 miliar mil dari bumi. para ilmuwan nasa masih berkomunikasi dengannya dan terus berupaya memperpanjang misinya.
magnetosfer: melindungi planet dari radiasi
magnetosfer adalah lapisan pelindung medan magnet yang melindungi planet dari radiasi berbahaya. misalnya, magnetosfer bumi melindungi atmosfer dari angin matahari, yang tanpanya, bumi akan menjadi tidak layak huni.
 penemuan tentang magnetosfer uranus memberikan gambaran betapa dinamisnya interaksi antara angin matahari dan medan magnet planet.
penemuan ini menegaskan perlunya eksplorasi lebih lanjut ke uranus, terutama untuk menyelidiki potensi habitabilitas dan geologi bulan-bulannya. 
baca juga:striker bakal naturalisasi ole romeny bungkam setelah laga timnas indonesia vs jepang di gbk
baca juga:yulius maulana bantah isu penutupan tambang batubara, tegaskan fokus atasi debu dan macet
para ilmuwan planet terus mendorong misi eksplorasi mendalam untuk mengungkap lebih banyak rahasia tentang uranus. (*)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Koran Rel 16 November 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan