Begini Syarat Polisi Boleh Pegang dan Gunakan Senjata Api

Reporter: Adi Candra |

Editor: Adi Candra |

Selasa , 26 Nov 2024 - 17:57

Begini Syarat Polisi Boleh Pegang dan Gunakan Senjata Api-ist/net-

Begini Syarat Polisi Boleh Pegang dan Gunakan Senjata Api

REL, Jakarta – Maraknya kasus penyalahgunaan senjata api (senpi) oleh aparat kepolisian semakin menjadi sorotan.

Salah satu kasus terbaru melibatkan seorang siswa SMK Negeri 4 Semarang, berinisial GRO (16), yang tewas diduga akibat ditembak oleh oknum polisi.

Kejadian ini kembali menimbulkan pertanyaan besar mengenai syarat dan aturan penggunaan senpi oleh polisi.

Dasar Aturan Penggunaan Senpi

Penggunaan senjata api oleh anggota kepolisian telah diatur secara tegas dalam Peraturan Kapolri (Perkapolri) Nomor 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pada Pasal 47 ayat (1), dinyatakan bahwa senjata api hanya boleh digunakan untuk melindungi nyawa manusia. Aturan ini bertujuan untuk mencegah tindakan kekerasan yang tidak perlu dan menjaga integritas tugas kepolisian.

Kapan Polisi Boleh Menggunakan Senjata Api?

Penggunaan senjata api oleh polisi hanya diperbolehkan dalam situasi-situasi tertentu seperti:

1. Menghadapi keadaan luar biasa.

2. Membela diri dari ancaman kematian atau luka berat.

3. Melindungi orang lain dari ancaman serupa.

begini syarat polisi boleh pegang dan gunakan senjata api                            begini syarat polisi boleh pegang dan gunakan senjata api
rel, jakarta – maraknya kasus penyalahgunaan senjata api (senpi) oleh aparat kepolisian semakin menjadi sorotan. 
salah satu kasus terbaru melibatkan seorang siswa smk negeri 4 semarang, berinisial gro (16), yang tewas diduga akibat ditembak oleh oknum polisi. 
kejadian ini kembali menimbulkan pertanyaan besar mengenai syarat dan aturan penggunaan senpi oleh polisi.
dasar aturan penggunaan senpi
penggunaan senjata api oleh anggota kepolisian telah diatur secara tegas dalam peraturan kapolri (perkapolri) nomor 8 tahun 2009 tentang implementasi prinsip dan standar hak asasi manusia dalam penyelenggaraan tugas kepolisian negara republik indonesia.
pada pasal 47 ayat (1), dinyatakan bahwa senjata api hanya boleh digunakan untuk melindungi nyawa manusia. aturan ini bertujuan untuk mencegah tindakan kekerasan yang tidak perlu dan menjaga integritas tugas kepolisian.
baca juga:bawaslu awasi pemusnahan kelebihan surat suara pilkada di empat lawang
baca juga:polres empat lawang gelar doa bersama demi pemilu kepala daerah 2024 yang damai
kapan polisi boleh menggunakan senjata api?
penggunaan senjata api oleh polisi hanya diperbolehkan dalam situasi-situasi tertentu seperti:
1. menghadapi keadaan luar biasa.
2. membela diri dari ancaman kematian atau luka berat.
3. melindungi orang lain dari ancaman serupa.
4. mencegah kejahatan berat atau yang mengancam nyawa orang lain.
5. menghentikan tindakan yang sangat membahayakan jiwa.
6. menangani situasi berbahaya di mana tindakan non-kekerasan tidak memadai.
aturan tambahan juga tercantum dalam perkapolri nomor 1 tahun 2009 tentang penggunaan kekuatan dalam tindakan kepolisian. penggunaan senpi diperbolehkan jika:
pelaku kejahatan mengancam nyawa secara langsung.
tidak ada alternatif lain untuk menghentikan ancaman.
pelaku berusaha melarikan diri dan tetap menjadi ancaman.
prosedur sebelum menggunakan senpi
sebelum menggunakan senjata api, polisi diwajibkan melalui prosedur yang diatur dalam pasal 48 perkapolri nomor 8 tahun 2009:
1. identifikasi diri sebagai petugas yang sedang bertugas.
2. memberikan peringatan dengan jelas kepada sasaran untuk berhenti atau menyerah.
3. memberi waktu cukup untuk mematuhi peringatan.
baca juga:siswa anggota paskibraka tewas diduga ditembak oknum polisi di semarang
baca juga:pertamina sanksi spbu nakal di sleman, dispenser curang langsung diganti
jika situasi mendesak dapat menyebabkan kematian atau luka berat, peringatan dapat diabaikan sesuai pasal 48 ayat (3).
pertimbangan dalam penggunaan senjata api
sebelum melepaskan tembakan, polisi harus mempertimbangkan:
mengutamakan tindakan tanpa kekerasan terlebih dahulu.
memastikan tindakan kekerasan dilakukan untuk penegakan hukum yang sah.
menghindari penggunaan kekerasan berlebihan.
proporsionalitas antara ancaman dan tindakan yang diambil.
meminimalkan risiko kerusakan atau luka.
komitmen menjaga profesionalisme
polisi harus mematuhi prosedur ini untuk memastikan penggunaan senjata api sesuai hukum dan menjamin keamanan publik. 
baca juga:kapolres solok selatan selamat dari aksi penembakan brutal, ini profil akbp arief mukti
baca juga:akp dadang dijerat pasal berlapis dalam kasus polisi tembak polisi di solok selatan
kasus penyalahgunaan senpi oleh aparat harus menjadi pelajaran agar profesionalisme kepolisian tetap terjaga.***