Kesadaran Akan Pentingnya Pendidikan Usia Dini Masih Rendah di Indonesia
Kesadaran Akan Pentingnya Pendidikan Usia Dini Masih Rendah di Indonesia--
RAKYATEMPATLAWANG — Kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya pendidikan anak usia dini (PAUD) masih tergolong rendah.
Padahal, usia dini merupakan periode emas dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia yang dapat memutus rantai kemiskinan dan meningkatkan produktivitas ekonomi di masa depan.
Hal ini terungkap dalam *International Symposium on Early Childhood Education and Development 2024* yang digelar di Jakarta. Simposium tersebut, yang mengangkat tema “Nurturing Care for Early Childhood Development”, bertujuan untuk menyatukan para ahli, pemerintah, dan pemangku kepentingan guna memajukan program PAUD Holistik Integratif (PAUD HI) di Indonesia.
Pentingnya Periode Emas
Inge Kusuma, Country Head Tanoto Foundation Indonesia, menekankan bahwa 1.000 hari pertama kehidupan anak adalah masa perkembangan otak yang paling pesat.
“80 persen perkembangan otak terjadi dalam tiga tahun pertama. Jika periode emas ini tidak dimanfaatkan dengan baik, dampaknya akan signifikan terhadap masa depan anak,” ungkapnya.
Selain itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi, menegaskan perlunya kebijakan yang lebih solid dalam Rencana Aksi Nasional PAUD HI untuk periode 2025-2029.
“Kebijakan ini akan menjadi panduan untuk meningkatkan layanan PAUD HI di seluruh Indonesia agar sesuai dengan standar internasional,” ujar Arifah.
Tantangan dan Kolaborasi
BACA JUGA:Info Terbaru PPPK Kemenag 2024: Peluang Emas untuk Karier yang Stabil dan Bermakna
BACA JUGA:Siap-Siap Liburan! Jadwal Lengkap Libur Semester Ganjil Desember 2024 dan Awal Tahun 2025
Namun, pengembangan PAUD HI di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan. Masih banyak yang menganggap bahwa kebutuhan anak usia dini hanya seputar kesehatan dan gizi, tanpa memperhatikan aspek pengasuhan responsif dan stimulasi yang memadai. Selain itu, koordinasi antar-lembaga juga belum optimal.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda, Woro Srihastuti, menyebut pentingnya instrumen pengukuran yang lebih komprehensif untuk PAUD HI.
“Selama ini kita hanya memiliki *Early Childhood Development Index (ECDI)*. Diperlukan turunan ECDI untuk mengukur setiap komponen PAUD HI secara spesifik,” jelasnya.