Harga Emas Dunia Berpotensi Bergejolak: Data Pekerjaan AS dan Pidato The Fed Jadi Sorotan
Doc/Foto/Ist--
REL,BACAKORAN.CO – Harga emas dunia diprediksi akan mengalami volatilitas tinggi sepanjang pekan ini. Dua agenda penting dari Amerika Serikat (AS) diperkirakan menjadi katalis utama pergerakan harga emas, yaitu rilis data pembukaan pekerjaan (Job Openings) dan pidato Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell.
Berdasarkan data Refinitiv, harga emas dunia di pasar spot pada awal perdagangan Senin (2/12/2024) tercatat melemah 0,2% ke level US$2.647,93 per troy ounce dibandingkan penutupan sebelumnya. Sepanjang pekan lalu, harga emas mengalami penurunan signifikan dan berakhir turun sekitar 2%, menandai penurunan mingguan terlemah dalam dua bulan terakhir.
BACA JUGA:Kabupaten dan Kota Terpadat di Banten Tahun 2024, Dominasi Tangerang Raya
BACA JUGA:Wacana Pemekaran Sumatera Utara: 5 Calon Provinsi Baru Siap Tayang
Data Pembukaan Pekerjaan AS Jadi Fokus
Laporan Lowongan Kerja AS yang akan dirilis pada Selasa (3/12/2024) diproyeksikan menunjukkan peningkatan signifikan. Konsensus Trading Economics mengumumkan jumlah pembukaan pekerjaan naik menjadi 7,49 juta dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 4,33 juta.
Lonjakan ini dapat menjadi sinyal bahwa pasar tenaga kerja AS tetap kuat meskipun ada kekhawatiran perlambatan perekonomian global. Data ini akan menjadi acuan bagi investor dalam memprediksi langkah kebijakan moneter The Fed ke depan.
BACA JUGA:Kabar Gembira: Tambahan Gaji Pensiunan PNS 2025 – Siapa yang Berhak dan Bagaimana Mekanismenya?
BACA JUGA:Nasib Keluarga Dedi Mulyadi: Anak Jadi DPR, Mantan Istri Gigit Jari di Pilkada
Jerome Powell: Sinyal Kebijakan Suku Bunga
Selain data ketenagakerjaan, pidato Ketua The Fed Jerome Powell pada Kamis (5/12/2024) pukul 1.45 WIB juga menjadi perhatian utama. Dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dirilis pekan lalu, para pejabat The Fed menyatakan inflasi sedang melambat, meski masih di atas target 2%.
Notulen tersebut juga mengindikasikan bahwa jika tren inflasi terus menurun dan pasar tenaga kerja tetap solid, The Fed kemungkinan akan melanjutkan pemotongan suku bunga secara bertahap. Namun, keputusan lebih lanjut masih bergantung pada data ekonomi yang dirilis dalam beberapa pekan mendatang.
"Jika data inflasi terus menurun target 2% dan perekonomian menuju tetap kuat, maka kebijakan moneter yang lebih netral akan menjadi langkah yang tepat," tulis notulen FOMC.
BACA JUGA:Prabowo Subianto Dorong Transformasi Bulog Menjadi Badan Otonom, Fokus pada Stabilitas Pangan