Pakar Unair Sarankan Penggunaan Bahan Pangan Lokal untuk Makanan Siang Gratis yang Terjangkau dan Bergizi

Doc/Foto/Ist--

REL,BACAKORAN.CO – Pemerintah Indonesia baru-baru ini memutuskan untuk memangkas biaya makan siang gratis yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp 10.000 per porsi. Kebijakan ini memicu kontroversi di kalangan masyarakat, terutama terkait dengan kemungkinan menurunnya kualitas gizi yang disediakan dalam program tersebut.

Mahmud Aditya Rifqi, Dosen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair), menyatakan bahwa meskipun penurunan biaya ini dapat menjadi tantangan, ada berbagai langkah yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa menu yang diberikan tetap bergizi. Menurutnya, penggunaan bahan pangan lokal dapat menjadi solusi yang efektif untuk menjawab keterbatasan dana.

BACA JUGA:MenPANRB Pastikan Nasib Honorer ‘Aman’

BACA JUGA:Vonis Pidana 6,5 Tahun Harvey Moeis Dirujak Warganet

“Bahan pangan lokal seperti ikan air tawar dan kacang-kacangan dapat menggantikan bahan makanan konvensional dengan harga yang lebih terjangkau namun tetap memiliki kandungan gizi yang baik,” ungkap Mahmud. Ia mencontohkan ikan lele, nila, dan gurami sebagai sumber protein yang berlimpah di masyarakat, serta kacang hijau, kacang merah, tempe, dan tahu yang terbuat dari kedelai lokal.

Penggunaan bahan pangan lokal, lanjut Mahmud, juga dapat mengurangi kebutuhan pengawetan dan proses panjang dalam distribusi, yang biasanya menyebabkan penurunan kandungan gizi. Selain itu, bahan pangan lokal lebih mudah diperoleh dan lebih aman dikonsumsi karena minim perlakuan.

BACA JUGA:Kader Membelot Siap-Siap Dipecat!

BACA JUGA:Gelar Penyusunan Jadwal Pertemuan Berdasarkan SKK

Namun, Mahmud juga mencatat bahwa tantangan terbesar adalah masih kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaat bahan pangan lokal. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan akademisi untuk meningkatkan pemahaman serta mempromosikan bahan pangan lokal sebagai pilihan utama dalam penyediaan makanan bergizi.

“Penting untuk mengembangkan penelitian dan penelitian mengenai pangan lokal agar tidak hanya berhenti pada tulisan akademis, tetapi juga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat,” tutupnya.

BACA JUGA:Peringati Hari Ibu, Upacara Hingga Lomba Memasak

BACA JUGA:Liverpool Digdaya di Puncak Premier League

Program makan siang gratis yang bergizi dan terjangkau, dengan memanfaatkan bahan pangan lokal, diharapkan dapat membantu masyarakat mendapatkan nutrisi yang optimal meskipun dengan anggaran terbatas***

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan