Honda dan Nissan Mulai Pembicaraan Merger, Tantang Ancaman Mobil China
Doc/Foto/Ist--
REL,BACAKORAN.CO – Honda dan Nissan resmi memulai pembicaraan mengenai merger yang dapat mengubah lanskap industri otomotif global. Pertemuan yang digelar di Tokyo pada Senin (23/12) melibatkan CEO kedua perusahaan, Toshihiro Mibe dari Honda dan Makoto Uchida dari Nissan, bersama dengan Takao Kato, CEO Mitsubishi Motors, yang juga berpotensi bergabung dalam merger ini.
BACA JUGA: 6 Tips Liburan Sekolah Seru Tanpa Harus Merogoh Kocek Dalam-dalam
Langkah ini dianggap sebagai respons terhadap ancaman listrik yang semakin besar dari produsen kendaraan asal Tiongkok, seperti BYD, yang dianggap lebih gesit dalam menghadapi persaingan global. Menurut Toshihiro Mibe, CEO Honda, persaingan dari pemain baru ini mengubah dinamis industri otomotif dan jika tidak ada langkah besar yang diambil, produsen mobil Jepang akan kalah pada tahun 2030.
Rencana merger ini akan menghasilkan grup otomotif terbesar ketiga di dunia berdasarkan penjualan, setelah Toyota dan Volkswagen. Dengan kekuatan gabungan, kedua perusahaan berharap dapat menciptakan sinergi yang dapat memperkuat daya saing mereka, terutama dalam menghadapi Tesla dan merek-merek China yang semakin berkembang.
BACA JUGA: Viral! Uang Diduga Palsu dari ATM Bank BUMN, Ternyata Ini Faktanya
BACA JUGA: Pencairan Tunjangan Profesi Guru Triwulan 3 dan 4 Tahun 2024 Disambut Gembira
Penggabungan antara Honda, produsen mobil terbesar kedua di Jepang, dan Nissan, yang menempati posisi ketiga, dipandang sebagai perombakan besar dalam industri otomotif global. Langkah ini mirip dengan penggabungan Fiat Chrysler dan PSA pada tahun 2021 yang menghasilkan Stellantis, grup otomotif global senilai 52 miliar dolar AS.
Selain itu, Mitsubishi Motors, yang sebagian besar dimiliki oleh Nissan, juga mempertimbangkan untuk bergabung dalam merger ini, yang akan menciptakan grup otomotif yang lebih besar dan lebih kuat.
BACA JUGA: Chery Resmikan Diler Terbesar di Indonesia, Hadirkan Fasilitas Terlengkap di Surabaya
Kedua perusahaan menargetkan penjualan gabungan sebesar 30 triliun yen (sekitar 191 miliar dolar AS) dan laba operasi lebih dari 3 triliun yen setelah merger. Pembicaraan diperkirakan akan selesai pada Juni 2025, dengan tujuan pendirian perusahaan induk pada Agustus 2026, setelah saham kedua perusahaan dihapus dari pencatatan.
Dengan ancaman dari produsen mobil China yang semakin nyata, merger ini merupakan langkah strategi bagi Honda dan Nissan untuk memperkuat posisi mereka di pasar otomotif global yang semakin kompetitif***