Kasus DBD di Sumsel Diprediksi Memuncak
Ilustrasi (dok/ist).--
REL, Palembang – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Sumatera Selatan diperkirakan akan melonjak tajam pada Januari 2025.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sumsel, Ira Primadesa, mengungkapkan bahwa kenaikan kasus ini telah terlihat sejak musim hujan dimulai pada Oktober lalu.
"Pada Oktober, jumlah kasus DBD mencapai 205. Pada bulan November, angka ini meningkat menjadi 259 kasus. Meski Desember ini menurun menjadi 47 kasus, kami memprediksi puncak peningkatan kasus terjadi di Januari 2025," jelas Ira pada Senin (23/12/2024).
Menurutnya, penularan DBD biasanya meningkat di musim penghujan, karena banyaknya genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.
Seluruh daerah di Sumatera Selatan diminta meningkatkan kewaspadaan dan melakukan upaya antisipasi untuk mencegah lonjakan lebih lanjut.
Dinas Kesehatan Sumsel telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh kabupaten/kota sejak September lalu.
Surat ini berisi panduan untuk melaksanakan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan metode 3M Plus.
Antara lain, menguras tempat penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, mengubur barang bekas yang dapat menampung air.
“Plus, menggunakan kelambu saat tidur, menyalakan obat nyamuk, dan melakukan larvasiding atau penebaran ikan pemakan jentik,” bebernya.
Selain itu, Dinkes juga terus memantau kondisi di lapangan untuk memastikan langkah pencegahan berjalan optimal.
Data Kasus DBD Sepanjang 2024
Sepanjang 2024, Sumatera Selatan mencatat 5.728 kasus DBD dengan angka kematian mencapai 37 orang.
Palembang menjadi wilayah dengan jumlah korban jiwa terbanyak, yaitu 14 kematian.
Jumlah kasus tertinggi terjadi pada Januari 2024 dengan 1.597 kasus, yang dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB).