Peneliti Pangan: Dapur Makan Bergizi Gratis Perlu Berbasis Komunitas Lokal untuk Dorong Ekonomi Daerah
Makan gratis --
REL,BACAKORAN.CO – Peneliti Pangan dari Center of Reform on Economic (Core) Indonesia, Eliza Mardian, menyarankan agar penerapan distribusi Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia berbasis komunitas lokal. Menurut Eliza, dapur yang berbasis koperasi atau komunitas lokal akan lebih efisien dalam mendukung perekonomian daerah, selain menyesuaikan dengan kebutuhan lokal dan anggaran yang tersedia.
Eliza menjelaskan, setiap daerah di Indonesia memerlukan model dapur yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi geografis dan sosial ekonomi. Di Pulau Jawa, model dapur sentral yang mengandalkan satu dapur besar untuk melayani beberapa sekolah dapat diterapkan karena jarak antar sekolah yang relatif dekat. Namun, untuk daerah-daerah terpencil, model berbasis komunitas lokal lebih cocok. Hal ini disebabkan dapur lokal dapat lebih mudah diakses, melibatkan masyarakat setempat, dan menyesuaikan dengan cita rasa makanan yang sesuai dengan kebudayaan lokal.
BACA JUGA: Heboh Kabar Prabowo Lantik Jadi Jaksa Agung, Mahfud MD Beri Jawaban Tegas!
BACA JUGA: Patroli CIPKON Polsek Talang Padang Pastikan Keamanan Wilayah
Salah satu tantangan utama dalam program MBG adalah keberagaman bahan pangan yang diperlukan, terutama buah-buahan segar. Eliza menyoroti bahwa beberapa jenis buah yang direkomendasikan di MBG, seperti pisang, jeruk, dan salak, mungkin tidak mudah ditemukan di semua daerah, dan seringkali harganya mahal. Oleh karena itu, keterlibatan komunitas lokal sangat penting agar menu yang disediakan dapat menyesuaikan dengan ketersediaan bahan pangan setempat.
Lebih lanjut, Eliza menyarankan agar pemerintah mengidentifikasi karakteristik dan potensi masing-masing daerah agar dapat merancang model dapur yang sesuai. Dengan model dapur berbasis komunitas, diharapkan tidak hanya kebutuhan gizi anak-anak dapat terpenuhi, tetapi juga roda perekonomian daerah dapat turut bergerak.
BACA JUGA: Ini 8 Universitas Swasta Terbaik di Bandung Versi PDDikti, Pilihan Tepat dengan Akreditasi Unggul
Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 71 triliun untuk program MBG pada tahun 2025. Meskipun anggaran per anak mengalami pemotongan, yakni dari Rp 15.000 menjadi Rp 10.000, Eliza berharap evaluasi lebih lanjut terkait biaya dan efektivitas program ini dapat dilakukan setelah implementasi berjalan***