Dampak Libur Ramadhan Satu Bulan: Guru Berpotensi Tidak Mendapat Gaji

--

REL,BACAKORAN.CO – Pemerintah Indonesia tengah merencanakan kebijakan libur sekolah selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan 2025, serupa dengan kebijakan yang pernah diterapkan pada tahun 1999 dan 2000. Namun, wacana ini menuai perhatian serius dari Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) yang Menilai ada berbagai dampak signifikan yang perlu dipertimbangkan.

Satriwan Salim, Koordinator Nasional P2G, mengungkapkan lima faktor utama yang harus dikaji sebelum kebijakan ini diterapkan.

BACA JUGA: 4 Makanan Khas Kalimantan Tengah yang Menggugah Selera

BACA JUGA: Program Makan Bergizi Gratis Mulai Besok

1. Layanan Pendidikan untuk Siswa Non-Muslim

Satriwan menyoroti perlunya mempertimbangkan dampak kebijakan ini terhadap siswa non-Muslim. Jika libur Ramadhan berlaku secara nasional, akan ada tantangan untuk memastikan semua siswa tetap mendapat layanan pendidikan yang setara.

2. Potensi Berkurangnya Gaji Guru

Kekhawatiran lain yang muncul adalah kemungkinan pemotongan gaji guru di sekolah atau madrasah swasta. “Guru-guru swasta khawatir jika libur satu bulan penuh, gaji mereka akan dipotong karena orang tua mungkin enggan membayar SPP selama anak-anak mereka tidak bersekolah,” ujar Satriwan.

3. Perlu Modifikasi Jam Belajar

Satriwan mengajar agar sekolah tetap beroperasi dengan jam belajar yang dimodifikasi selama Ramadhan. Ini bisa mencakup pengurangan durasi pelajaran atau jadwal masuk yang lebih fleksibel, serta kegiatan pembelajaran yang bernuansa spiritual.

BACA JUGA: Anggaran Program Makan Bergizi Gratis Tetap Rp 71 Triliun Meski Alokasi per Porsi Jadi Rp 10 Ribu

BACA JUGA: Presiden Prabowo Luncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk Anak-anak Indonesia

4. Keahlian Pengawasan Siswa

Menurut Satriwan, libur panjang dapat mengirimkan pengawasan terhadap siswa, terutama bagi orang tua yang sibuk bekerja. Hal ini dapat berdampak pada menurunnya disiplin dan prestasi siswa selama masa libur.

Tag
Share