Penyebab Baby Blues pada Ayah dan Cara Mengatasinya
ILUSTRASI.--
Tak hanya pada ibu, baby blues juga dapat terjadi pada ayah. Momen kelahiran buah hati yang seharusnya dipenuhi perasaan bahagia bisa berubah menjadi diselimuti perasaan sedih dan cemas. Ketahui penyebab hingga cara mengatasi baby blues pada ayah di bawah ini.
Bisakah ayah terkena baby blues?
Meski lebih umum dikenal sebagai kondisi yang terjadi pada ibu setelah melahirkan, baby blues nyatanya juga dapat dialami oleh ayah.
Baby blues syndrome atau kerap disebut baby blues saja adalah perubahan suasana hati serta emosional yang terjadi setelah kelahiran anak.
Kondisi ini umumnya ditandai dengan rasa kelelahan, stres, hingga perubahan mood, misalnya mudah sedih, marah, atau cemas, akibat tanggung jawab baru sebagai orangtua.
Meski kondisi ini belum diketahui secara pasti penyebabnya, beberapa faktor di bawah ini bisa meningkatkan risiko baby blues pada ayah.
Kurang tidur. Waktu tidur yang terganggu akibat mengganti popok atau menenangkan bayi yang menangis di malam hari bisa menyebabkan kelelahan fisik dan mental.
BACA JUGA:9 Makanan Sehat yang Berpotensi Membuat Panjang Umur
Takut dengan tanggung jawab baru. Tekanan psikologis akibat tanggung jawab baru sebagai ayah bisa menimbulkan perasaan takut dan cemas.
Masalah finansial. Perasaan takut dapat muncul akibat kondisi finansial yang berubah, seperti untuk membeli keperluan bayi dan pendidikan anak di masa depan.
Waktu cuti sangat sebentar. Cuti melahirkan untuk ayah yang kerap kali sebentar atau bahkan tidak ada sama sekali bisa membuatnya kewalahan.
Kurang diperhatikan. Perhatian ibu dan keluarga yang tertuju pada bayi bisa membuat ayah merasa diabaikan dan kurang mendapat dukungan emosional.
BACA JUGA:Sambut Panen Raya 2025, Bapanas Bawa Kabar Gembira Buat Para Petani
Tanda dan gejala baby blues pada ayah
Baby blues pada ayah dapat muncul dengan tanda dan gejala yang mirip dengan yang dialami ibu seperti berikut.
- Perubahan mood yang drastis, seperti terlihat murung dan mudah menangis.
- Mudah marah dan tersinggung, bahkan untuk hal-hal yang kecil.
- Merasa tidak terhubung dengan bayi atau pasangannya.
- Kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai, termasuk hobi dan hubungan intim.
- Susah tidur atau bahkan insomnia sehingga merasa sangat kelelahan.
- Perubahan nafsu makan, baik tidak mau makan atau makan secara berlebihan.
- Kesulitan konsentrasi dan membuat keputusan.
Ayah yang mengalami kondisi ini sering kali tidak menyadari gejala di atas. Hal ini karena stigma sosial yang menganggap bahwa sosok ayah harus kuat dalam menghadapi perubahan hidup.