Imlek Fitri

Persebaya ikut merayakan Imlek dengan mengadakan pertunjukan Barongsai sebelum laga Persebaya vs Persita, Jumat, 31 Januari 2025-Boy Slamet-Harian Disway--

Ada juga yang menjawab begini: "Imlek tahun ini lebih serasa Lebaran. Di mana-mana ramai. Bukan hanya merayakan Imlek tapi lebih karena liburan," ujar De-Reno, pendeta yang sekarang jadi produsen animasi Minilemon. 

Imlek tahun ini memang bersamaan dengan libur panjang. Di mana-mana penuh orang liburan. Suasana Imlek seperti terkubur suasana liburan. 

Saya sengaja tidak bertanya ke teman-teman di Kalbar. Pontianak pasti tetap ramai --meski tujuh kabupatennya juga dilanda banjir. 

Hanya di Pontianak-lah di hari pertama sampai ketiga Imlek orang ramai kunjung-mengunjungi. Pun yang bersuku Melayu dan beragama Islam. Mereka berkunjung ke rumah teman mereka yang Tionghoa. 

Tokoh-tokoh Tionghoa sampai pasang tenda di depan rumah: open house. Khusus di hari kunjung-mengunjungi ini rumah-rumah orang Tionghoa menyediakan suguhan halal. Itu pertanda banyaknya orang Islam berkunjung ke teman mereka yang Tionghoa. 

Ketika mempersilakan tamunya makan, tuan rumah biasanya memberi penjelasan pendek: semua makanan yang disajikan itu halal. Bahkan tuan rumah sampai menambahkan penjelasan: "makanan ini kami beli dari katering Bu Haji A atau B". 

Penjelasan tambahan itu mereka anggap perlu. Mereka tahu banyak tamu yang cukup keras dalam menyikapi halalnya makanan. Bukan hanya bahannya yang harus halal, tempat masaknya pun bukan yang pernah dipakai masak babi. Maka mereka menjelaskan bahwa masakan itu dibeli dari katering yang sudah dikenal halalnya. 

Tuan rumah sendiri sudah makan masakan babi di malam Imlek bersama keluarga. Di hari Imleknya sendiri suguhan pada umumnya mirip dengan suguhan di saat hari raya Idulfitri. Maka hanya di Kalbar hari raya Imlek serasa Idulfitri. 

Di Kalbar yang sedih tahun ini kebetulan bukan yang merayakan Imlek: Sutarmiji. Ia gagal terpilih kembali sebagai gubernur Kalbar. Padahal incumbent. Padahal rajin bersih-bersih aparat bawahannya. Padahal lumayan sukses. 

Ia gubernur yang banyak memotong anggaran yang tidak perlu. Pun anggaran di DPRD. 

Rumah sakit Kalbar ia bangun dengan bagusnya. Ia malu banyak orang Pontianak berobat ke Kuching di Serawak –setahun bisa mencapai 1.500 orang. 

Tarmiji punya ''kesalahan besar": bersih dan bersih-bersih. Banyak yang tidak suka padanya. Inilah kenyataan hidup perpolitikan Indonesia: bersih itu baik, bersih-bersih itu dibenci. 

Sedihnya lagi, yang mengalahkannya adalah orang yang selama lima tahun jadi wakil gubernurnya: Ria Norsan. 

Padahal sang wakil sempat ikut deklarasi maju bersama Sutarmiji lagi. 

Rupanya ada tawaran dari PDI-Perjuangan. Ia akan dicalonkan sebagai gubernur manakala mau menggandeng kader partai itu sebagai cawagub: Krisantus Kurniawan. Suku Dayak. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan