Menguak Fakta di Balik TikTok Syndrome pada Remaja
Ilustrasi---
Kondisi ini sangat erat kaitannya dengan gangguan makan. Turunnya nafsu makan umum terjadi di kalangan penari karena mereka terobsesi untuk menjaga penampilan tubuh agar tetap menarik.
Studi tersebut juga menyatakan bahwa mereka yang aktif berdansa biasanya ingin lari dari masalah hidup. Ini karena merasa kesulitan saat harus memecahkan masalah.
Meski begitu, hubungan antara TikTok dengan kondisi kecanduan dansa masih perlu diteliti lebih lanjut.
BACA JUGA:Deco Bela Kebijakan Transfer Barcelona
2. Kecanduan TikTok
Meskipun TikTok syndrome bukanlah penyakit yang nyata, tetapi tidak menutup kemungkinan anak akan mengalami kecanduan jika terlalu sering bermain TikTok.
Menurut jurnal Frontiers in Public Health, remaja merupakan kalangan yang sangat rentan terhadap kecanduan.
Kecanduan bermain TikTok dapat menyebabkannya terobsesi terhadap popularitas di dunia TikTok.
Jumlah likes, share, atau comment pada video unggahannya menjadi hal yang prioritas. Akibatnya, urusan yang lebih penting seperti tugas di sekolah dan rumah menjadi terabaikan.
Selain itu, sejumlah challenge atau tantangan di TikTok dinilai tidak pantas diterapkan oleh remaja. Ambil contohnya, kissing challenge, prank challenge, dan sejenisnya.
Jika dibiarkan, hal ini dapat merusak mental dan kepribadian anak.
3. Kecanduan gadget
Lebih jauh lagi, jika terlalu sering menggunakan ponsel pintar untuk bermain TikTok, anak akan berisiko mengalami kecanduan gadget.
Susy Katikana Sebayang S.P., M.Sc., Ph.D dari Universitas Airlangga menyatakan bahwa sekitar 61% anak remaja mengalami kecanduan gadget.
Meskipun efeknya terkesan tidak mengerikan seperti TikTok syndrome, tetapi jika kecanduan gadget terus dibiarkan akan menyebabkan dampak jangka panjang.