Tak Bisa Lagi Andalkan Cara Era Sir Alex Ferguson

Ruben Amorim. Foto: Michael Steele/Getty Images--

REL, Inggris – Manajer Manchester United, Ruben Amorim, menegaskan bahwa strategi sukses di era Sir Alex Ferguson tidak bisa lagi diterapkan di sepak bola modern. 

Amorim menyampaikan bahwa tantangan masa kini menuntut pendekatan yang lebih kolektif dan taktis dibanding sekadar mengandalkan talenta individu seperti yang dulu dilakukan Ferguson.

Amorim adalah sosok terbaru yang dipercaya untuk mengembalikan kejayaan Setan Merah di pentas Liga Inggris. 

Namun, sejauh ini Manchester United belum mampu bersaing dalam perebutan gelar, bahkan musim ini berpeluang mencatatkan posisi terburuk mereka di era Premier League.

BACA JUGA:Mbappe Jadi Bulan-Bulanan Fans Arsenal

Dalam wawancaranya, Amorim menyebut bahwa Sir Alex Ferguson sangat mengandalkan pemain-pemain luar biasa seperti Ryan Giggs, Eric Cantona, hingga Cristiano Ronaldo. Namun ia menegaskan, pendekatan seperti itu sudah tak relevan lagi.

"Permainan sudah sangat berbeda. Hari ini, Anda harus sangat kuat secara taktis sejak awal. Baru kemudian aspek individual dan kebebasan bermain bisa muncul," kata Amorim.

Ia juga mengungkap bahwa dirinya sering berdiskusi dengan Darren Fletcher mengenai cara Ferguson mempersiapkan pertandingan. 

Namun, pendekatan berbasis "rasa" dan improvisasi individual seperti di masa lalu tidak cukup untuk menghadapi sepak bola modern yang penuh dengan data dan analisis.

BACA JUGA:Raul Jimenez Ingin Bertahan di Fulham

Gary Neville, mantan pemain MU, belum lama ini mengkritik performa tim dalam hasil imbang tanpa gol melawan Manchester City. Ia menyebut permainan tim "robotik" dan kehilangan kreativitas. 

Namun Amorim menanggapi kritik itu dengan tenang dan menekankan bahwa kesuksesan saat ini membutuhkan kerja sama tim yang solid, bukan hanya pemain bintang.

"Sekarang semua tim tahu segalanya tentang lawan mereka. Kalau hanya mengandalkan intuisi atau improvisasi, kita akan tertinggal," jelas Amorim.

Dengan Manchester United yang kini menggantungkan harapan pada kompetisi Liga Europa, Amorim sadar ia membutuhkan waktu untuk membangun tim yang kuat secara kolektif dan tak tergantung pada individualisme seperti masa lalu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan