Mentan Amran Blak-blakan Ditegur Wapres karena Tutup Perusahaan Mafia Beras: Kami Dimarahi!

--
Rel, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membuat pengakuan mengejutkan saat memberikan sambutan pada acara wisuda Universitas Hasanuddin, Kamis (10/4/2025).
Dengan gaya blak-blakan, ia menceritakan pernah mendapat teguran dari seorang Wakil Presiden lantaran menutup perusahaan yang terlibat dalam praktik mafia beras.
“Saya juga, kami pernah ditegur Wakil Presiden. Gara-gara ada mafia beras, kami tutup perusahaannya. Ternyata semuanya adalah pemimpin besar di dalamnya,” ujar Amran tanpa menyebutkan siapa sosok Wapres yang dimaksud.
BACA JUGA:Pulau Siladen, Surga Bahari di Ujung Timur Laut Manado yang Makin Diminati Wisatawan
Pernyataan tersebut sontak mengundang perhatian publik karena mengisyaratkan bahwa ada figur-figur penting yang terlibat dalam praktik kotor di balik tata niaga beras nasional.
Amran sendiri mengaku tak gentar meski sempat dimarahi karena merasa sudah bertindak sesuai dengan kebenaran.
“Kami dimarahi, tapi kami tidak menyesal. Karena kami yakin langkah kami benar. Negara ini tidak boleh kalah dengan mafia,” tegas Amran di hadapan ribuan wisudawan dan tamu undangan.
Namun, Amran tak mengungkapkan lebih lanjut siapa nama wakil presiden yang menegurnya.
Ia hanya menyebut jabatan tersebut tanpa memberikan konteks era pemerintahan atau latar belakang politik yang bersangkutan.
BACA JUGA:677.593 Tenaga Honorer Diangkat Jadi PPPK pada 2025, MenPAN-RB Umumkan
Pengakuan ini pun memicu spekulasi luas di masyarakat mengenai siapa tokoh-tokoh besar yang berada di balik perusahaan mafia beras yang telah ditutup oleh pemerintah.
Amran, yang dikenal vokal dan tegas terhadap praktik curang di sektor pertanian, kembali menegaskan komitmennya untuk membersihkan jalur distribusi pangan dari para mafia.
“Kita harus punya keberanian. Jangan sampai kepentingan segelintir orang merugikan petani dan rakyat kecil,” imbuhnya.
Langkah Mentan Amran ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk menata ulang sistem distribusi pangan dan memastikan harga bahan pokok tetap stabil serta berpihak kepada konsumen dan produsen.