Prabowo Luncurkan Gerakan Indonesia Menanam

COBA: Presiden Prabowo mencoba inovasi penanaman padi menggunakan sistem modern, termasuk penggunaan drone untuk menebar benih, Rabu (23/4/2024). Foto: Kominfo Sumsel--

REL, Palembang – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan kunjungan kerja ke Sumatera Selatan (Sumsel), Rabu (23/4/2025). 

Setibanya di Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang sekitar pukul 09.29 WIB dengan Pesawat Kepresidenan, Presiden disambut langsung oleh Gubernur Sumsel H. Herman Deru bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).

Agenda kunjungan kerja Presiden Prabowo di Sumsel dimulai dengan kegiatan Penanaman Padi Serentak Se-Indonesia yang dipusatkan di Desa Simpang Pelabuhan Dalam, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir. 

Kegiatan ini dihadiri secara virtual oleh 150 Bupati/Walikota, 10 Gubernur, dan 5 Wakil Gubernur.

BACA JUGA:Hasil Rapat Pleno Rekapitulasi KPU Empat Lawang Tetapkan JM-Fai Unggul Dari HBA-Henny

Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, menjelaskan bahwa tanam serentak di bulan April 2025 telah menjangkau 1,3 juta hektar dengan target produksi panen mencapai 7,5 juta ton. 

Khusus di lokasi acara, dilakukan penanaman benih padi di atas lahan seluas 105 ribu hektar sebagai bagian dari program Optimalisasi Lahan (Oplah). 

Program ini bertujuan meningkatkan produktivitas dari satu kali tanam menjadi tiga kali tanam dalam setahun.

“Oplah di Sumsel berpotensi mencapai 1 juta hektar. Jika ini terwujud, Sumsel bisa melampaui Jawa Timur sebagai produsen pangan terbesar di Indonesia,” ungkap Mentan.

BACA JUGA:11 Tempat Wisata di Jogja Paling Terkenal untuk Mengisi Liburan

Presiden Prabowo mengapresiasi inovasi penanaman padi menggunakan sistem modern, termasuk penggunaan drone untuk menebar benih. 

“Drone bisa menebar benih hingga 25 hektar dalam sehari, yang biasanya butuh 25 hari jika dikerjakan manual,” ujar Presiden.

Dalam kesempatan itu, Prabowo juga memuji lonjakan produksi padi Sumsel yang naik dari 3 juta ton menjadi 4 juta ton per tahun. 

“Ini luar biasa. Indonesia akan menjadi pemimpin revolusi hijau dunia. Bukan hanya swasembada pangan, tapi juga lumbung pangan dunia,” tegasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan