Heboh! Siswa Gelar Perpisahan di Tempat Hiburan Malam, Disdik Kalsel Geram: Sekolah Kecolongan!

Reporter: Adi Candra |

Editor: Adi Candra |

Selasa , 13 May 2025 - 14:00

Ilustari foto.--

Polemik ini menjadi sorotan nasional, bersamaan dengan kampanye kreatif yang digagas tokoh publik Dedi Mulyadi.

Ia justru mendorong perpisahan hemat dan bermakna dengan menyelenggarakan sayembara perpisahan sekolah murah dan kreatif.

Hadiah total Rp 165 juta disiapkan bagi para pemenang yang mengunggah video terbaik mereka di media sosial.

“Saya ingin anak-anak Jabar tetap kreatif tanpa harus keluar biaya besar. Murah tapi gagah!” ujar Dedi antusias.

Salah satu contoh kreatif datang dari siswa SMK di Bekasi yang menggelar perpisahan dengan menghadirkan petugas pemadam kebakaran sebagai tamu kehormatan.

Konsep sederhana namun penuh kesan ini dinilai sebagai bentuk apresiasi terhadap profesi dan kreativitas siswa.

Kini, publik menunggu langkah tegas dari Disdikbud Kalsel terhadap pihak sekolah yang diduga melanggar aturan resmi. Apakah akan ada sanksi? Atau justru hanya akan menjadi polemik sesaat yang segera dilupakan?

Yang pasti, kasus ini membuka mata bahwa pengawasan terhadap kegiatan sekolah, terutama yang melibatkan siswa dan publik, harus lebih ketat demi menjaga nilai-nilai pendidikan dan etika di tengah gempuran era digital.***

heboh! siswa gelar perpisahan di tempat hiburan malam, disdik kalsel geram: sekolah kecolongan!                            rel, jakarta — dunia pendidikan kembali digegerkan oleh video viral yang memperlihatkan para siswa menggelar acara perpisahan di sebuah tempat hiburan malam (thm) di banjarmasin, kalimantan selatan.
yang lebih mencengangkan, kegiatan tersebut justru mendapat izin dari kepala sekolah, bahkan dihadiri wali murid!
acara tersebut digelar oleh siswa sebuah sekolah negeri di kecamatan sungai tabuk, kabupaten banjar.
kepala sekolah, elly agustina, membenarkan bahwa kegiatan tersebut memang berlangsung di salah satu thm bernama hexagon, namun digelar pada siang hari.
menurut elly, panitia perpisahan dari pihak siswa memilih lokasi dan menyusun seluruh rangkaian acara secara mandiri.
“kami sempat bertanya, katanya hanya kafe dan resto. akhirnya kami dampingi agar kegiatan tidak lepas kendali,” kata elly, sabtu (10/5/2025).
baca juga:pendaftaran sttd kemenhub 2025: syarat lengkap, jurusan yang dibuka, dan persyaratan nilai hingga tinggi badan
lebih lanjut, elly mengatakan pihak sekolah bahkan menghubungi pihak kepolisian sebagai langkah antisipasi. ia mengklaim acara berjalan sukses dan aman tanpa adanya insiden negatif.
"semua orang tua hadir, dan acaranya sangat meriah. kami apresiasi kerja keras panitia osis kelas xi," tambahnya.
namun, dinas pendidikan dan kebudayaan (disdikbud) provinsi kalimantan selatan menyayangkan keras kejadian ini.
sekretaris disdikbud kalsel, hadeli rosyadu, menyebut pihaknya tidak pernah menerima undangan atau pemberitahuan resmi dari sekolah.
“kami nilai ini bentuk kelalaian. apalagi lokasi acara sudah jelas bertentangan dengan surat edaran disdikbud yang mengatur perpisahan hanya boleh di gedung milik pemerintah,” tegas hadeli.
baca juga:keajaiban tersembunyi di sumba timur: air terjun tanggedu, surga di tengah savana
surat edaran no. 400.3.1/0810/disdikbud/2025 yang diteken pada 18 maret 2025 itu memuat larangan keras kegiatan perpisahan di hotel maupun thm. kegiatan juga diimbau sederhana, tidak membebani orang tua, dan tidak mencoreng nama baik sekolah.
polemik ini menjadi sorotan nasional, bersamaan dengan kampanye kreatif yang digagas tokoh publik dedi mulyadi.
ia justru mendorong perpisahan hemat dan bermakna dengan menyelenggarakan sayembara perpisahan sekolah murah dan kreatif.
hadiah total rp 165 juta disiapkan bagi para pemenang yang mengunggah video terbaik mereka di media sosial.
“saya ingin anak-anak jabar tetap kreatif tanpa harus keluar biaya besar. murah tapi gagah!” ujar dedi antusias.
salah satu contoh kreatif datang dari siswa smk di bekasi yang menggelar perpisahan dengan menghadirkan petugas pemadam kebakaran sebagai tamu kehormatan.
konsep sederhana namun penuh kesan ini dinilai sebagai bentuk apresiasi terhadap profesi dan kreativitas siswa.
baca juga:pesona alam purworejo: 5 destinasi wisata yang menyegarkan dan cocok untuk liburan keluarga
kini, publik menunggu langkah tegas dari disdikbud kalsel terhadap pihak sekolah yang diduga melanggar aturan resmi. apakah akan ada sanksi? atau justru hanya akan menjadi polemik sesaat yang segera dilupakan?
yang pasti, kasus ini membuka mata bahwa pengawasan terhadap kegiatan sekolah, terutama yang melibatkan siswa dan publik, harus lebih ketat demi menjaga nilai-nilai pendidikan dan etika di tengah gempuran era digital.***