Embun Suriah

--

Kini Gus Najih menjadi sekretaris persatuan alumni Suriah di Indonesia. Ketuanya: Ahmad Fatir Hambali. Ia putra seorang pengusaha Jakarta. Ayahnya pemilik mal Bella Terra di Jakarta Timur. Juga pemilik beberapa hotel dan pompa bensin di Banten.

Sebagai alumni Suriah, Gus Najih ingin hubungan Indonesia-Suriah semakin baik. Itulah sebabnya Gus Najih mendirikan Ikatan Alumni Syam Indonesia (Alsyami). Ia ingin Alsyami menjadi penghubung Indonesia Suriah.

Ia sudah sering mengajak pengusaha Suriah ke Indonesia: cari peluang bisnis. Bulan lalu seorang pengusaha di sana mulai impor briket dari Indonesia. Dari Mamuju, Sulbar. Sebanyak 20 ton. Itulah ekspor perdana Indonesia. Sejak Suriah dilanda perang.

Najih memang tidak sukses dapat ijazah di Damaskus tapi ia sukses mengekspor briket ke sana.

Saya duga briket itu hanya untuk bakar daging. Terutama daging kambing, domba, dan ayam. Ternyata, ujar Gus Najih, briket juga untuk shisha yang sudah menjadi budaya.

Di zaman stabil dulu beberapa produk Indonesia sangat dikenal di Suriah. Utamanya Indomie. Berdirilah pabrik Indomie di sana –memanfaatkan produksi gandung Suriah yang melimpah. Indomie pun membesar. Sampai dari pabriknya yang di Suriah bisa ekspor Indomie ke negara-negara tetangga.

Pabrik Indomie itu ikut jadi korban perang. Berarti kini harus mulai dari awal lagi. Pun minyak goreng dan Kapal Api. Sejak dua bulan lalu negara-negara Eropa sudah melonggarkan sanksi. Amerika pun segera mencabutnya (Lihat Disway kemarin).

HP juga sudah mulai bisa dipakai di Suriah. Tentu masih sering putus sinyalnya. Air juga sudah mulai normal sejak dua sumber air di Fijeh dan Barada berhasil diperbaiki dari kerusakan akibat bom.

Meski listrik masih byar-pet tidak banyak yang punya genset. Bensin sulit. Harus didatangkan dari Lebanon atau Jordania. Tapi ini zaman baru. Sudah banyak yang pasang solar cell di rumah masing-masing.

Menurut Gus Najih, belum banyak barang Tiongkok masuk Suriah. Mungkin tak lama lagi.

Memang penerbangan ke Damaskus masih sangat terbatas. Baru ada dari dua jurusan: Doha (Qatar)-Damaskus dan Istanbul-Damaskus.

Maka seperti yang dilakukan Gus Najih, lebih mudah masuk Damaskus lewat Beirut, Lebanon. Lalu naik mobil dari Beirut ke Damaskus. Empat jam. Ada taxi. Atau mobil omprengan. Gus Najih sendiri dijemput di Beirut oleh temannya yang di Damaskus.

Mulai ada embun di Suriah. Embun harapan –mengutip tulisan Della. Suriah hampir saja hilang dari peta. Ia salah satu pusat peradaban dunia yang hampir saja tiada.(Dahlan Iskan)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan