Melihat Wisata Religi Wali Limo, Menyelami Sejarah Islam dan Kearifan Lokal Jawa Timur

Melihat Wisata Religi Wali Limo, Menyelami Sejarah Islam dan Kearifan Lokal Jawa Timur-Reri Alfian -Reri Alfian
REL,BACAKORAN.CO — Melihat Wisata Religi Wali Limo, Menyelami Sejarah Islam dan Kearifan Lokal Jawa Timur.
Jawa Timur menjadi salah satu pusat sejarah penyebaran Islam di Indonesia melalui lima makam Wali Limo yang tak hanya menjadi destinasi ziarah, tetapi juga menyimpan kisah unik strategi dakwah yang mengharmonisasikan kebudayaan lokal dengan nilai-nilai Islam.
Dari pesisir Tuban hingga pusat Kota Surabaya, makam-makam para wali ini menarik ribuan peziarah yang datang untuk berdoa sekaligus menelusuri sejarah Islam Nusantara.
Kelima makam tersebut adalah Sunan Bonang (Tuban dan Pulau Bawean), Sunan Drajat (Lamongan), Sunan Maulana Malik Ibrahim (Gresik), Sunan Giri (Gresik), dan Sunan Ampel (Surabaya).
BACA JUGA:Goa Al-Qur'an di Bogor, Wisata Religi Unik Berbalut Spiritualitas dan Keindahan Alam
Sunan Bonang, putra Sunan Ampel, dikenal sebagai maestro musik dakwah dengan alunan gamelan dan tembang yang menyisipkan syahadat.
Misteri jenazahnya yang ditemukan di dua lokasi sekaligus menambah daya tarik spiritual di Tuban dan Pulau Bawean.
Sementara itu, Sunan Drajat dikenal dengan tembang sufistik dan pesantren yang dibangunnya di Desa Drajat, Lamongan.
Kompleks makamnya yang unik memiliki tujuh teras, melambangkan tahapan spiritual mendekatkan diri kepada Tuhan.
BACA JUGA:Tiga Wisata Religi Populer di Sumatera Utara, Simbol Keharmonisan dalam Keberagaman
Sunan Maulana Malik Ibrahim, pelopor penyebaran Islam di Gresik abad ke-14, dikenal sebagai guru sekaligus penyembuh yang memperkenalkan sistem pertanian baru. Makamnya yang sederhana dikelilingi ratusan makam ulama lainnya menjadi saksi bisu perjuangannya.
Sunan Giri, yang juga pencipta lagu dolanan berisi nilai tasawuf, mendirikan pesantren yang menjadi pusat pendidikan Islam di Jawa. Makamnya yang berada di bukit menawarkan pemandangan kota Gresik yang memesona.
Terakhir, Sunan Ampel yang makamnya terletak di kompleks Masjid Ampel, Surabaya, dikenal dengan prinsip dakwah “Moh Limo” yang melarang judi, mabuk, mencuri, madat, dan zina, ajaran yang masih relevan hingga kini.
BACA JUGA:Wisata Religi di Manggarai, NTT: Perpaduan Iman dan Budaya yang Menarik Wisatawan