Masjid Raya Paris: Wisata Religi Bernuansa Sejarah dan Arsitektur Andalusia di Jantung Eropa

--
REL,BacaKoran.Co - Masjid Raya Paris atau Grande Mosquée de Paris bukan hanya menjadi pusat ibadah umat Islam di ibu kota Prancis, tetapi juga menjadi destinasi wisata religi yang penuh nilai sejarah dan keindahan arsitektur.
Masjid ini dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada lebih dari 1.000 pejuang Muslim yang gugur membela Prancis dalam Perang Dunia I.
Peletakan batu pertamanya dimulai pada 19 Oktober 1922 dan diresmikan pada 15 Juli 1926 oleh Perdana Menteri Gaston Doumergue bersama Sultan Maroko saat itu, Moulay Youssef.
BACA JUGA:Islamic Center NTB, Ikon Wisata Religi Megah dengan Menara 99 Meter Lambang Asmaul Husna
Arsitektur Khas Maghribi yang Memikat
Dibangun di atas lahan seluas 7.500 meter persegi, Masjid Raya Paris memadukan gaya arsitektur Spanyol-Moor dengan sentuhan khas Afrika Utara. Menara setinggi 33 meter yang menjulang ke langit terinspirasi dari Masjid Al-Zaytuna di Tunisia.
Teras dan ruang salat masjid dihiasi dengan ukiran rumit, panel mozaik warna-warni, serta karpet-karpet indah yang menggambarkan seni Islam klasik. Banyak pengrajin dari Afrika Utara dilibatkan dalam pembangunan interiornya, menjadikan masjid ini sebagai mahakarya budaya Islam di Eropa.
BACA JUGA:Murah Tapi Bikin Konten Selevel Influencer? Intip Kehebatan Kamera Samsung A15 Harga Juni 2025!
Tempat Ibadah, Pendidikan, hingga Perlindungan
Tak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, Masjid Raya Paris juga memiliki fasilitas lengkap seperti hammam (pemandian Turki), restoran khas Timur Tengah, ruang minum teh, toko oleh-oleh bernuansa pasar timur (souk), serta perpustakaan dan sekolah Islam.
Pada masa pendudukan Nazi Jerman (1940–1944), masjid ini bahkan menjadi tempat persembunyian dan perlindungan bagi lebih dari 1.000 warga Yahudi dari kejaran tentara Nazi. Mereka diberi identitas Muslim demi keselamatan jiwa mereka.
Destinasi Wajib Bagi Wisatawan Muslim
Kini, Masjid Raya Paris menjadi salah satu destinasi wisata religi favorit di Prancis. Wisatawan dari berbagai penjuru dunia datang untuk beribadah, menelusuri jejak sejarah Islam di Eropa, hingga sekadar menikmati secangkir teh mint dan kue makroudh yang manis di halaman masjid yang asri.